Rabu, 05 Januari 2022

Batuk-pilek Terbanyak Dikeluhkan Pasien Omicron RI, Ini Bedanya dengan Flu - detikHealth

Jakarta -

Indonesia kini mencatat total kasus COVID-19 varian Omicron sebanyak 254 kasus. Pada Selasa (4/1/2022), terdapat 94 kasus baru varian Omicron terkonfirmasi, didominasi gejala batuk dan pilek. Seperti apa beda infeksi varian Omicron dengan flu biasa?

"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," terang juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (5/1/2022).

Varian Omicron diyakini lebih banyak menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dibanding paru-paru. Hal itulah yang membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini gejala infeksi varian Omicron cenderung lebih ringan daripada varian Corona lainnya, termasuk varian Delta.

"Kami melihat semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lain, paru-paru yang akan menyebabkan pneumonia parah," ujar Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud, dikutip dari Reuters, Rabu (5/1/2022).

Bagaimana membedakannya dengan pilek biasa?

Dikutip dari CNBC, studi Zoe COVID menyebut terdapat kecenderungan infeksi varian Omicron mirip dengan flu.

Menurut Tim Spector selaku ilmuwan utama di aplikasi Zoe Covid Study, lima gejala varian Omicron yang paling banyak dilaporkan adalah:

  • Pilek
  • Sakit kepala
  • Kelelahan (baik ringan atau berat)
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan

Menurut Tim, besar kemungkinan infeksi varian Omicron disalahartikan sebagai pilek ringan. Maka ia menegaskan, penting untuk orang yang mengalami gejala tersebut tetap tinggal di rumah agar tidak menularkan COVID-19.

"Seperti yang ditunjukkan data terbaru kami, gejala omicron didominasi gejala pilek, pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan dan bersin, jadi orang harus tinggal di rumah karena kemungkinan besar COVID," ujarnya.

Profesor klinis epidemiologi di University of Florida, Cindy Prins, menegaskan infeksi varian Omicron tidak bisa disamakan dengan flu biasa. Ia menegaskan, COVID-19 dengan infeksi varian Omicron disebabkan oleh virus SARS CoV-2, bukan layaknya flu biasa.

"Baik RSV (respiratory syncytial virus) dan flu biasa sangat berbeda dari varian omicron dari virus SARS CoV-2," katanya, dikutip dari Poynter, Rabu (5/1/2022).

Simak Video "WHO Temukan Bukti Gejala Omicron Lebih Ringan"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMif2h0dHBzOi8vaGVhbHRoLmRldGlrLmNvbS9iZXJpdGEtZGV0aWtoZWFsdGgvZC01ODg0NjMwL2JhdHVrLXBpbGVrLXRlcmJhbnlhay1kaWtlbHVoa2FuLXBhc2llbi1vbWljcm9uLXJpLWluaS1iZWRhbnlhLWRlbmdhbi1mbHXSAYMBaHR0cHM6Ly9oZWFsdGguZGV0aWsuY29tL2Jlcml0YS1kZXRpa2hlYWx0aC9kLTU4ODQ2MzAvYmF0dWstcGlsZWstdGVyYmFueWFrLWRpa2VsdWhrYW4tcGFzaWVuLW9taWNyb24tcmktaW5pLWJlZGFueWEtZGVuZ2FuLWZsdS9hbXA?oc=5

2022-01-05 04:00:23Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar