Rabu, 25 Agustus 2021

Kenapa Warga Afghanistan Takut dengan Taliban? Simak Penjelasannya - detikNews

Jakarta -

Kenapa warga Afghanistan takut dengan Taliban? Ada sederet alasan hingga sejarah masa lalu yang membuat warga Afghanistan kini makin ngeri setelah Taliban berkuasa lagi.

Setelah berkuasa lagi di Afghanistan, Taliban berjanji untuk tidak balas dendam ke lawan-lawan mereka. Mereka juga berjanji akan membangun rezim yang 'berbeda'.

Hanya saja, janji-janji ini tidak membuat warga Afghanistan percaya begitu saja. Ini sederet fakta di masa lalu yang jadi alasan kenapa warga Afghanistan takut dengan Taliban.

Seperti dilansir ABC News, Taliban diyakini merupakan kelompok ekstremis Islam di Afghanistan. Taliban mulai merebut wilayah di Afghanistan pada sekitar tahun 1990.

Pada 1996, Taliban berhasil menguasai Kabul. Sejak kala itu, Taliban menguasai Afghanistan dan melakukan berbagai tindakan brutal. Taliban membantai lawan-lawannya hingga bersekutu dengan kelompok teroris.

MADRID, SPAIN - AUGUST 24: A worker uses a spot infrared thermometer to measure the body temperature of an Afghan woman, who was evacuated from Kabul, after disembarking from a plane at Torrejon Military Air Base on August 24, 2021 in Madrid, Spain. Madrid has so far evacuated just over 700 people from Afghanistan, with three planes scheduled to arrive today. Spain has been evacuating its nationals and local contractors from Afghanistan through the Dubai airbridge since the Taliban swept to power ten days ago. (Photo by Pablo Blazquez Dominguez/Getty Images)Kenapa Warga Afghanistan Takut dengan Taliban? Foto: Getty Images/Pablo Blazquez Dominguez

Kenapa Warga Afghanistan Takut dengan Taliban: Batasi Perempuan

Seperti dilansir ABC News, ada sederet hukum Islam ekstrem yang diterapkan Taliban saat berkuasa pada 1996-2001. Salah satunya diberlakukan bagi perempuan.

Kala itu, perempuan dilarang keluar rumah tanpa muhrim. Perempuan juga wajib memakai burqa yang menutup wajah hingga ujung kaki. Tak hanya itu, perempuan juga dilarang bekerja dan anak perempuan dilarang menempuh pendidikan.

Kenapa Warga Afghanistan Takut dengan Taliban: Aturan untuk Perempuan Sekarang

Ternyata, aturan ketat untuk perempuan juga diberlakukan oleh Taliban di masa kini. Perempuan saat ini diwajibkan kerja di rumah.

"Ini prosedur yang sangat sementara," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam jumpa pers Selasa (24/08) seperti dilansir BBC.

"Pasukan keamanan kami belum dilatih untuk menghadapi perempuan - bagaimana bicara dengan sebagian dari mereka," kata Mujahid saat konferensi pers di Kabul.

"Sampai itu dilakukan dan kami memiliki prosedur keamanan ... kami meminta perempuan tetap di rumah," sambung dia.

Ketakutan warga Afghanistan pada Taliban terungkap dari pengakuan wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. Selama menjabat, Zarifa Ghafari mengkampanyekan hak-hak perempuan di Afghanistan. Sedihnya, dia menghadapi ancaman dari Taliban dan ISIS.

Saat Taliban kembali berkuasa, Zarifa Ghafari tak bisa menutupi ketakutannya. Bahkan, dia mengaku pasrah jika dibunuh.

"Saya duduk di sini menunggu mereka untuk datang. Tidak ada yang datang membantu saya atau keluarga saya. Saya cuma duduk bersama keluarga dan suami saya. Dan mereka akan datang ke orang-orang seperti saya dan membunuh saya," tuturnya.

Zarifa Ghafari tidak bisa pergi dari Afghanistan dan meninggalkan keluarganya. Dia tidak tahu akan pergi ke mana.

"Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya. Dan lagipula, ke mana saya akan pergi?" ujar Zarifa Ghafari.

Simak video 'Boris Johnson Sebut Negara G-7 Siap Berurusan dengan Taliban':

[Gambas:Video 20detik]

(imk/imk)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vaW50ZXJuYXNpb25hbC9kLTU2OTYxNjAva2VuYXBhLXdhcmdhLWFmZ2hhbmlzdGFuLXRha3V0LWRlbmdhbi10YWxpYmFuLXNpbWFrLXBlbmplbGFzYW5ueWHSAXRodHRwczovL25ld3MuZGV0aWsuY29tL2ludGVybmFzaW9uYWwvZC01Njk2MTYwL2tlbmFwYS13YXJnYS1hZmdoYW5pc3Rhbi10YWt1dC1kZW5nYW4tdGFsaWJhbi1zaW1hay1wZW5qZWxhc2FubnlhL2FtcA?oc=5

2021-08-25 10:03:26Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar