Jumat, 12 Maret 2021

Soal Ritual Mandi Telanjang Bersama, Ini Pengakuan Pimpinan Hakekok - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Sejumlah 16 orang yang diduga penganut ajaran Hakekok diamankan dan diperiksa oleh polisi.

Pasalnya, mereka menggelar ritual mandi telanjang bersama.

Kegiatan itu dilakukan di penampungan air PT GAL, yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Kamis (11/3/2021).

Wakil Kepala Polres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana mengatakan ritual tersebut diikuti oleh laki-laki dan perempuan dewasa serta anak-anak.

"Ada 16 orang yang diamankan, terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan tiga anak-anak," ungkapnya kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: 16 Pria, Wanita, dan Anak-anak di Pandeglang Mandi Telanjang Bersama, Diduga Ritual Ajaran Sesat

Berharap kaya, tapi tidak pernah terwujud

Ilustrasi uangSHUTTERSTOCK Ilustrasi uang

Kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang Hamdi Ma'ani, pimpinan ajaran tersebut, A, mengatakan bahwa ritual itu merupakan sebuah prosesi penyucian diri.

Selama bertahun-tahun, para anggota ajaran Hakekok berharap kaya raya, tetapi tidak pernah terkabul.

A mengatakan ajaran Hakekok telah membuat komitmen dengan Imam Mahdi dan dijanjikan kaya-raya.

Namun, pengharapan itu tidak kunjung terwujud.

Baca juga: Fakta Baru Ajaran Hakekok, 16 Orang Gelar Ritual Mandi Telanjang karena Bosan Pengin Kaya

"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," jelas Hamdi kepada wartawan di Pandeglang, Jumat (12/3/2021).

Hamdi berujar A mengakui kesalahannya dan ingin bertobat.

Pernyataan itu dikemukakan A kepada Hamdi saat keduanya berjumpa di Polres Pandeglang.

"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," bebernya.

Baca juga: Muncul Ajaran Hakekok dengan Ritual Mandi Telanjang Bersama, Ini Kata Bupati dan MUI Pandeglang

Sempat dibina, tetapi muncul lagi

Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021)KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021)

Hamdi menyampaikan ajaran Hakekok sudah ada di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, sejak bertahun-tahun lalu.

Para penganut ajaran ini pernah dibina MUI Kecamatan Cigeulis dan juga tokoh masyarakat setempat, tetapi belakangan ini muncul lagi tanpa sepengetahuannya.

"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," ucap Hamdi.

Baca juga: Jalankan Ritual Mandi Bersama demi Bersihkan Dosa, 16 Orang Diperiksa Polisi

Ironi di Kota Santri

Bupati Pandeglang Irna Narulita saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pandeglang, Rabu (6/3/2019) KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN Bupati Pandeglang Irna Narulita saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pandeglang, Rabu (6/3/2019)

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku prihatin terhadap munculnya ajaran Hakekok.

Menurutnya, kemunculan ajaran ini menjadikan suatu ironi karena Pandeglang disebut sebagai Kota Santri.

Baca juga: Ajaran Hakekok Ada Ritual Mandi Telanjang Bersama, MUI Banten: Ajarannya dari Dulu Sudah Ada, tapi...

"Prihatin kita semua, hal-hal tidak kita duga, harus kita rembukan sama-sama," tuturnya di Pendopo Bupati Pandeglang, Jumat (12/3/2021).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmudin | Editor: David Oliver Purba, Aprillia Ika)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMigQFodHRwczovL3JlZ2lvbmFsLmtvbXBhcy5jb20vcmVhZC8yMDIxLzAzLzEzLzA2NDAxMTg3OC9zb2FsLXJpdHVhbC1tYW5kaS10ZWxhbmphbmctYmVyc2FtYS1pbmktcGVuZ2FrdWFuLXBpbXBpbmFuLWhha2Vrb2s_cGFnZT1hbGzSAXxodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL3JlZ2lvbmFsL3JlYWQvMjAyMS8wMy8xMy8wNjQwMTE4Nzgvc29hbC1yaXR1YWwtbWFuZGktdGVsYW5qYW5nLWJlcnNhbWEtaW5pLXBlbmdha3Vhbi1waW1waW5hbi1oYWtla29r?oc=5

2021-03-12 23:40:00Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar