Sabtu, 20 Maret 2021

Kakak Beradik Manganang Alami Hipospadia, Ini Penjelasan Dokter - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com – Kakak kandung dari Serda Aprilia Manganang yang bernama Amasya Anggraini Manganang disebutkan juga juga mengalami hipospadia.

Hal tersebut disampaikan KSAD Andika Perkasa dalam jumpa pers di Markas Besar (Mabes) TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (19/3/2021) siang.

Andika menyampaikan, setelah menjalani pemeriksaan di RSPAD, Amasya juga mengalami hipospadia seperti yang dialami Aprilia.

“Ternyata Amasya juga tidak seberuntung kita saat dilahirkan dengan kelainan yang disebut hipospadia," terang Andika sebagaimana diliput oleh Kompas TV.

Baca juga: Jalan Panjang Aprilia Manganang hingga Dipastikan Laki-laki dan Berganti Nama

Sebagaimana Aprilia yang kini telah resmi berganti nama menjadi Aprilio Perkasa Manganang, Amasya juga akan menjalani corrective surgery.

Andika menjelaskan Amasya mengalami kondisi hipospadia serius sehingga membutuhkan dua kali corrective surgery.

Lantas, sebenarya apa itu hipospadia, dan apa saja faktor risikonya?

Dokter spesialis urologi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Irfan Wahyudi saat dihubungi menjelaskan hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir dimana terjadi gangguan perkembangan saluran kemih bagian luar (uretra) yang tidak terbentuk hingga ke ujung glans penis (kepala penis).

Ditanyakan mengenai kemungkinan faktor genetik bisa menjadi penyebab keduanya mengalami hipospadia, Irfan tidak dapat memberikan penjelasan lebih rinci. 

Hal itu karena pihaknya tidak menangani keduanya sehingga tidak bisa memberikan komentar lebih spesifik.

Namun dia menjelaskan, secara umum hipospadia dialami sekitar 10 persen mereka yang memiliki riwayat keluarga.

Hipospadia memang ada sekitar 10 persen yang punya riwayat familial, seperti ayah atau saudara kandung yang juga mengalami kondisi yang sama,” ungkapnya.

Baca juga: Apa Itu Hipospadia seperti yang Dialami Eks Pevoli Aprilia Manganang?

Faktor risiko hipospadia

Ekspresi dari prajurit TNI AD Serda Aprilio Perkasa Manganang usai mengikuti sidang penggantian jenis kelamin dan penggantian nama secara virtual Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara, di Markas Besar TNI Angkatan Darat, di Jakarta, Jumat (19/3/2021). Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara mengabulkan permohonan pergantian identitas Serda (K) Aprilia Manganang menjadi laki-laki yakni Serda Aprilio Perkasa Manganang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Ekspresi dari prajurit TNI AD Serda Aprilio Perkasa Manganang usai mengikuti sidang penggantian jenis kelamin dan penggantian nama secara virtual Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara, di Markas Besar TNI Angkatan Darat, di Jakarta, Jumat (19/3/2021). Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara mengabulkan permohonan pergantian identitas Serda (K) Aprilia Manganang menjadi laki-laki yakni Serda Aprilio Perkasa Manganang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Selain itu, juga terdapat sejumlah faktor risiko lain yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami hipospadia yakni seperti paparan hormon, pestisida, dan juga polusi.

Ia menjelaskan proses perkembangan organ genital melibatkan banyak faktor mulai dari kromosom seks (XY), organ gonad penghasil hormon, hormon dan reseptor hormon.

Di dalam kandungan proses perkembangan tersebut berlangsung pada trimester pertama dan kedua kehamilan.

“Jadi semua hal yang mempengaruhi proses ini dan periode tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipospadia,” jelas dia.

Baca juga: Kakak Kandung Aprilia Manganang Juga Menderita Hipospadia

Deteksi hipospadia

Irfan menjelaskan, umumnya kondisi hipospadia bisa dideteksi saat bayi masih dalam kandungan.

Atau bisa pula dilihat ketika bayi telah lahir.

“Kecuali pada beberapa kasus ringan yang baru ketahuan saat akan sunat, kala kulit penisnya agak ditarik sehingga terlihat kelainan lubang kencingnya,” ujar dia.

Ia mengatakan apabila orang tua mendapati kondisi bentuk kelainan genital pada anaknya maka sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter, baik dokter umum, dokter spesialis anak atau ke urologi.

Baca juga: Hipospadia Dialami Aprilia Manganang, Kenali 3 Jenisnya

Adapun pemeriksaan hipospadia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan dilakukan ketika diperlukan.

Irfan menjelaskan hipospadia memiliki tingkatan mulai dari kondisi ringan sampai berat.

“Kasus terbanyak adalah yang ringan (90 persen), umumnya seperti populasi normal,” ujar dia.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMifWh0dHBzOi8vd3d3LmtvbXBhcy5jb20vdHJlbi9yZWFkLzIwMjEvMDMvMjAvMjA0NTAwMjY1L2tha2FrLWJlcmFkaWstbWFuZ2FuYW5nLWFsYW1pLWhpcG9zcGFkaWEtaW5pLXBlbmplbGFzYW4tZG9rdGVyP3BhZ2U9YWxs0gF0aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS90cmVuL3JlYWQvMjAyMS8wMy8yMC8yMDQ1MDAyNjUva2FrYWstYmVyYWRpay1tYW5nYW5hbmctYWxhbWktaGlwb3NwYWRpYS1pbmktcGVuamVsYXNhbi1kb2t0ZXI?oc=5

2021-03-20 13:45:00Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar