KOMPAS.com - Pembahasan soal topik " rapid antigen" dan " swab antigen" ramai di media sosial pada Kamis (17/12/2020).
Topik ini terkait dengan aturan baru dari pemerintah soal persyaratan rapid test antigen yang wajib dilakukan bagi mereka yang keluar-masuk wilayah DKI Jakarta dan Bali.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 2021 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, disebutkan bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji rapid test antigen paling lama 2x24 jam sebelum keberangkatan.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, aturan ini diberlakukan guna mengantisipasi lonjakan kasus saat libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Diketahui, aturan ini mulai berlaku Jumat (18/12/2020).
Berikut sejumlah ungkapan netizen soal kedua topik di atas:
"Adalagi namany rapid swab antigen.. omo," ujar akun Twitter @fauziah_uzii dalam twitnya.
"Barusan dari stasiun niatnya mau rapid tapi kata petugas nya mulai 18 des - 8 jan gbs pake hasil rapid, harus hasil rapid antigen ato pcr," tulis akun Twitter @dramakuy dalam twitnya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Rapid Test Antigen, Rapid Test Antibodi, dan Tes PCR
barusan dari stasiun niatnya mau rapid tapi kata petugas nya mulai 18 des - 8 jan gbs pake hasil rapid, harus hasil rapid antigen ato pcr ????????????
— ?? (@dramakuy) December 16, 2020
"Hari ini tes corona lagi, buat kali ke-6 (Rapid test 1x, Swab Test PCR 2x, Rapid Swab Test -swab-antigen- 3x). Alhamdulillah negatif & non-reaktif semua. Kalo ada kesempatan, waktu, & rejeki lebih saya saranin manteman tes swab-antigen," tulis akun Twitter @constantane.
Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Hari ini tes corona lagi, buat kali ke-6 (Rapid test 1x, Swab Test PCR 2x, Rapid Swab Test -swab-antigen- 3x).
Alhamdulillah negatif & non-reaktif semua.
Kalo ada kesempatan, waktu, & rejeki lebih saya saranin manteman tes swab-antigen. pic.twitter.com/e2g85aiBKy
— tantan (@constantane) December 11, 2020
Hingga Kamis (17/12/2020) malam, pengguna Twitter yang membahas topik "Rapid" mencapai lebih dari 33.900 kali.
Baca juga: Sering Dikeluhkan, Ini Alasan Mengapa Tes Swab Mahal
Lantas, apakah "rapid antigen" sama dengan "swab antigen"?
Menanggapi hal itu, dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe Universit, Adam Prabata mengatakan bahwa "swab antigen" dengan "rapid antigen" memiliki kesamaan istilah.
"Itu artinya sama saja," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020) malam.
Terkait pengujian rapid test antigen sebagai syarat perjalanan dinilainya cukup tepat.
Dketahui, sejumlah perusahaan sebelumnya telah menerapkan persyaratan rapid test antibodi kepada masyarakat sebelum melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi darat maupun udara.
"Keputusan menggunakan swab antigen atau rapid antigen sebagai pengganti rapid test antibodi untuk syarat perjalanan merupakan keputusan yang cukup tepat," lanjut dia.
Baca juga: Ibu Hamil Tak Mampu Bayar Swab, Benarkah Tes untuk Bumil Berbayar?
Apa itu rapid test antigen
Karena menjadi istilah yang belum dikenal banyak orang, Adam menjelaskan, rapid test antigen merupakan salah satu pengujian virus corona dengan mendeteksi protein virus (antigen).
Berbeda dengan rapid test antibodi, rapid antigen ini cara pemeriksaannya menggunakan swab nasofaring atau orofaring, mirip seperti PCR.
Tujuannya mendapatkan virus pada sampel lendir yang diambil dari dalam hidung ataupun tenggorokan.
Baca juga: Disebut Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ini 5 Bahan Alami Atasi Sakit Tenggorokan
" Rapid antigen ini cara kerja awalnya mendeteksi protein virus (antigen) dalam jumlah cukup banyak, kemudian antibodi di alat rapid test. Selanjutnya menghasilkan sinyal positif rapid test antigen," katanya lagi.
Selain itu, Adam mengungkapkan bahwa rapid antigen ini dimungkinkan menujukkan hasil negatif meskipun pasien masih dapat menularkan Covid-19.
Sebab, rapid antigen memiliki sensitvitas maksimal 94 persen, dan spesifisitas sebesar lebih dari 97 persen.
"Risiko negaitf palsu tinggi, terutama bila viral load rendah atau sebelum 1-3 hari pra-gejala dan sudah lebih dari 7 hari gejala muncul," kata Adam.
Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab
Viral load merupakan prediksi jumlah virus yang ada di dalam tubuh berdasarkan hasil CT-Value PCR.
Jika menilik pada tingkat keefektifan, Adam mengatakan masa swab antigen memiliki akurasi tinggi, hampir sama dengan waktu pasien Covid-19 berisiko menularkan ke orang lain.
Adapun masa swab antigen akurasi tinggi ini terjadi setelah masa infeksius atau setelah hari ke-10 setelah bergejala.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Acara Besar di Dunia yang Ditunda dan Dibatalkan karena Pandemi Covid-19
Anjuran lain penggunaan rapid test antigen
Baca juga: Lebih Dekat dengan Bilik Swab Ciptaan Dosen UGM
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) juga merekomendasikan rapid test antigen untuk screening Covid-19, terutama untuk pasien tanpa gejala atau dengan kecurigaan kontak terhadap pasien Covid-19.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia ( WHO) merekomendasikan rapid test antigen untuk daerah di mana transmisi komunitas terjadi luas dan pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya muncul lambat.
Berdasarkan Panduan PDS PatKLin, pengambilan rapid test antigen ini dapat dilakukan di laboratorium dan fasilitas ruangan tekanan negatif dan tempat terbuka yang telah mempertimbangkan kemanan lingkungan sekitar.
Baca juga: Bagaimana Ketentuan Rapid Test Antigen bagi Pendatang di Jakarta, Bandung, Bali, dan DIY
Yang perlu diperhatikan, tindakan pengujian rapid test antigen ini dilakukan oleh tenaga terlatih dalam menggunakan peralatan dan meminimalkan risiko terpapar.
"Hasil pemeriksaan harus disupervisi dan diinterpretasi oleh tim ahli," kata Adam.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan rapid antigen atau swab antigen secara mandiri di rumah masing-masing.
Kendati demikian, penggunaan PCR tetap lebih diutamakan karena memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan swab antigen.
Baca juga: Memahami PCR dan Rapid Test pada Hasil Lab Covid-19, Seperti Apa?
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMifmh0dHBzOi8vd3d3LmtvbXBhcy5jb20vdHJlbi9yZWFkLzIwMjAvMTIvMTgvMDgzMTAwOTY1L3JhbWFpLXRvcGlrLXNvYWwtcmFwaWQtYW50aWdlbi1hcGFrYWgtc2FtYS1kZW5nYW4tc3dhYi1hbnRpZ2VuLT9wYWdlPWFsbNIBdWh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vdHJlbi9yZWFkLzIwMjAvMTIvMTgvMDgzMTAwOTY1L3JhbWFpLXRvcGlrLXNvYWwtcmFwaWQtYW50aWdlbi1hcGFrYWgtc2FtYS1kZW5nYW4tc3dhYi1hbnRpZ2VuLQ?oc=5
2020-12-18 01:31:00Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar