KOMPAS.com - Sebelum dibunuh, satu keluarga terdiri dari S (43), istrinya SH (36) dan dua anaknya, di Desa Duwet, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, sempat berlibur bersama di kawasan wisata Janti, Klaten.
Hal itu diungkapkan perwakilan keluarga korban, Suparno, kepada wartawan.
"Terakhir dengan keluarga hari Senin itu sempat bersama-sama liburan ke Janti. Itu terakhir yang kami dengar dari keluarga inti," kata Suparno.
Suparno mengatakan, pihak keluarga ingin terduga pelaku HT (41) mendapat hukuman maksimal.
"Kami keluarga berharap agar aparat menegakkan hukum seadil-adilnya. Pelaku bisa dihukum mati. Itu harapan dari keluarga," kata dia.
Baca juga: Tragedi Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo, Pelaku Terancam Penjara Seumur Hidup
Dimakamkan satu liang lahat
Sementara itu, Ketua RW 006 Desa Curidan Setio Hadi (51) mengatakan, usai dari RSUD Dr Moewardi Solo, keempat jenazah langsung diantar menuju ke tempat pemakaman.
"Tadi dari rumah sakit selesai otopsi langsung dibawa ke makam. Tidak dibawa ke rumah duka," kata Setio seusai mengikuti prosesi pemakaman jenazah korban, Sabtu.
Lalu, setelah itu atas permintaan keluarga korban, keempat jenazah dimakaman dalam satu liang lahat.
"Permintaan dari keluarga perempuan diminta untuk dimakamkan di sini semua. Dimakamkan dalam satu liang dengan empat nisan," kata dia.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap, Ini Motifnya
Terlilit utang
Sementara itu, menurut Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas, terduga pelaku pembunuhan HT (43), ingin memiliki mobil Avanza milik korban untuk membayar utang.
"Masih kita dalami. Sementara pengakuan dari pelaku nekat membunuh korban karena terdesak masalah utang," terangnya.
Menurut Bambang, HT yang juga merupakan tetangga korban, juga diduga sempat menggadaikan mobil Avanza warna putih milik korban.
Sementara itu, dari hasil penyelidikan sementara, kasus tersebut terungkap setelah warga sekitar mencium bau busuk.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Satu Keluarga di Baki Sukoharjo, Diduga Dilakukan Dini Hari
Warga lalu mencoba memeriksa rumah S. Saat itu, warga melihat keluarga S telah tewas. Keempat jasad ditemukan di beberapa tempat.
Melihat hal itu, warga segera melapor ke polisi. Dari kondisi jasad korban, diperkirakan jasad telah meninggal selama 3 hari.
"Pembunuhan diperkirakan Rabu (19/8/2020) dini hari," kata Bambang, Sabtu (22/8/2020).
(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Abba Gabrillin)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMigwFodHRwczovL3JlZ2lvbmFsLmtvbXBhcy5jb20vcmVhZC8yMDIwLzA4LzIzLzEwMTUwMDUxL3NlYmVsdW0tZGlidW51aC1zYXR1LWtlbHVhcmdhLWRpLXN1a29oYXJqby1zZW1wYXQtbGlidXJhbi1iZXJzYW1hLWluaT9wYWdlPWFsbNIBAA?oc=5
2020-08-23 03:15:00Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar