Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menanggapi Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian yang diangkat menjadi Plt Menko Polhukam menggantikan Mahfud MD. Adapun Mahfud mundur dari posisi tersebut usai maju sebagai cawapres nomor urut 3.
Hal ini disampaikan Cak Imin usia deklarasi dukungan keluarga besar Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) kepada paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (4/2).
Cak Imin menyebut ditunjuknya Tito menjaid Plt Menko Polhukam itu merupakan hak dan kewenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku kepala pemerintahan.
"Tapi yang penting kita menitipkan kepada pak Tito, bangsa ini menunggu negarawan, bangsa ini menunggu pemimpin-pemimpin pemerintahan yang negarawan. Jangan sampai kita dikecewakan dengan cara kerja politik yang menghancurkan kita semua," ujar Cak Imin.
Cak Imin tidak berkomentar banyak soal dorongan kepada Jokowi untuk segera membuat jabatan Menko Polhukam yang kini masih Plt untuk didefinitifkan.
"Ya tentu kewenangan ada di presiden ya sekali lagi. Tentu presiden punya hak subjektif, kita enggak bisa apa-apa," kata Cak Imin.
Mahfud MD mengundurkan diri dari kabinet Jokowi dan menyampaikan surat pengunduran diri langsung pada Kamis (1/2). Mahfud bertemu Jokowi sekitar 10 menit dan berbicara dari hati ke hati di Istana Negara.
Saat ini, Mahfud maju sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengaku salah satu alasannya mengundurkan diri dari kursi menteri lantaran tak mau terlibat benturan kepentingan.
Untuk sementara, Jokowi mempercayakan Tito mengisi posisi yang ditinggalkan Mahfud. Penunjukan itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20/P Tahun 2024.
Adapun alasan Jokowi menunjuk Tito sebagai plt menko polhukam karena memiliki pengalaman di pelbagai tempat, mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), sebagai Kapolri, hingga Mendagri.
"Ya, Pak Tito (ditunjuk menjadi Plt Menko Polhukam) karena juga punya pengalaman dulu di BNPT, kapolri, sekarang di mendagri. Saya kira untuk memegang di menko polhukam sudah enggak saya kira tidak ada masalah," jelas Jokowi di sela kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/2).
Kendati demikian, Jokowi mengaku sedang mempersiapkan sosok menko polhukam definitif.
Jokowi hanya tak ingin buru-buru mengumumkannya. Ia menegaskan yang terpenting adalah kestabilan kabinet.
"Ya, nanti dilihat lah (penunjukan menko polhukam definitif). Kita ini yang penting organisasinya berjalan dengan baik, yang paling penting itu," kata Jokowi.
"Ya, secepatnya (menyiapkan menko polhukam definitif). Gimana? Oh, dari non (non-parpol)," imbuhnya.
(pop/sfr)https://news.google.com/rss/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyNDAyMDQxNDQ2NTAtNjE3LTEwNTgzMDUvY2FrLWltaW4tcmVzcG9ucy10aXRvLWthcm5hdmlhbi1qYWRpLXBsdC1tZW5rby1wb2xodWthbdIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyNDAyMDQxNDQ2NTAtNjE3LTEwNTgzMDUvY2FrLWltaW4tcmVzcG9ucy10aXRvLWthcm5hdmlhbi1qYWRpLXBsdC1tZW5rby1wb2xodWthbS9hbXA?oc=5
2024-02-04 08:05:38Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar