KOMPAS.com - Proyek pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah belakangan ini ramai menjadi perhatian publik.
Salah satunya karena adanya penolakan dari warga terkait pembangunan Bendungan Bener yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sebanyak 23 warga sempat diamankan aparat kepolisian saat proses pengukuran lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener tersebut.
Baca juga: Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener
Penangkapan sejumlah warga tersebut juga ramai di media sosial, hingga tagar #SaveWadas #Wadas Melawan #WadasTolakTambang menjadi trending topik di Twitter.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (9/2/2022), puluhan warga yang ditangkap aparat merupakan mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit.
Rencananya, batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini akan dipergunakan sebagai material pembangunan Bendungan Bener yang lokasinya masih berada di Kabupaten Purworejo.
Baca juga: Profil Kepulauan Sangihe, Daerah yang Akan Dijadikan Tambang Emas
Lantas, apa itu batu andesit?
Peneliti Madya Bidang Sumbe Daya Geologi BRIN, Iwan Setiawan menjelaskan bahwa batu andesit adalah salah satu jenis batuan beku yang bertekstur halus, umumnya berwarna abu-abu.
Batuan andesit sangat melimpah di Indonesia, karena batuan andesit berasal dari magma yang membeku dari letusan gunung berapi.
"Di seluruh pulau di Indonesia andesit tersebar terutama di daerah-daerah yang disusun oleh batuan-batuan hasil letusan gunung api," kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/2/2022).
Di Indonesia banyak ditemukan batuan andesit, karena adanya banyak gunung berapi yang masih aktif.
Batuan andesit biasanya hadir dengan batuan gunung api lainnya seperti tuf berbutir halus-kasar dan breksi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Fly Ash dan Bottom Ash, Limbah Batu Bara yang Dikeluarkan dari Kategori Berbahaya
Menurut Iwan, batu andesit sering dimanfaatkan sebagai bahan kontruksi atau pondasi bangunan, karena kekuatan dan jumlahnya yang melimpah.
"Sejauh ini Andesit dimanfaatkan untuk bahan konstruksi/pondasi bangunan, ornamen, peralatan rumah tangga, dan lain-lain," terang Iwan.
Sedangkan untuk ekosistem alam, batuan andesit dapat menjadi batuan pelindung dari panas bumi, serta sebagai penyedia mineral alam yang dapat menyuburkan tanah.
"Manfaat bagi ekosistem alam, bisa sebagai batuan penudung dari sistem panas bumi, penyedia bahan mineral alam untuk kesuburan tanah," ungkap Iwan.
Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami
Tanah yang memiliki kandungan batu andesit biasanya subur, karena batuan andesit terdapat di daerah vulkanik dan sudah mengalami pelapukan.
"Daerah vulkanik (termasuk) andesit tanahnya biasanya subur," katanya lagi.
Kebermanfaatan dari batu andesit lebih spesifik tergantung dari komposisi mineral yang dominan pada batuan tersebut, dan proses geologi yang menyertainya.
"Misal kalau andesit terpengaruh oleh aktifitas hidrotermal, andesit dapat menyimpan mineral-mineral logam berharga," jelas Iwan.
Baca juga: 5 Fakta Underpass NYIA, Terpanjang di Indonesia hingga Telan Dana Rp 293 Miliar
Kemungkinan kerusakan alam
Iwan menjelaskan, proses penambangan apa pun jika tidak memenuhi kaidah penambangan yang baik akan merusak lingkungan.
Penambang harus melakukan rekayasa pasca-menambang, agar lahan kembali seperti semula dan tidak mengganggu ekosistem setempat.
Serta, proses penambangan yang baik akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
"Kalau memenuhi kaidah good mining practice perubahan lahan dapat direkayasa untuk kembali seperti semua. Sehingga dapat memberi dampak ekonomi yang signifikan dan perubahan lahan yang tidak mengganggu ekosistem setempat," pungkasnya.
Baca juga: Ramai soal Harga Saham ANTM, Berikut Profil dari Aneka Tambang (Antam)...
Penambangan andesit dan sumber mata air warga
Dikutip dari Kompas.com (9/2/2022), dari laman petisi menyebutkan, penambangan batuan andesit di Desa Wadas sudah mencapai 145 hektar.
Sebagian warga menolak rencana penambangan tersebut, karena dikhawatirkan akan merusak 28 titik sumber mata air warga desa.
Rusaknya sumber mata air akan berakibat pada kerusakan lahan pertanian yang merupakan mata pencaharian penduduk desa.
Penambangan ini dikhawatirkan juga akan membuat Desa Wadas rawan akan longsor.
Baca juga: Puluhan Ribu Bendungan Besar Dunia Mulai Menua, Apa Dampaknya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiiQFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL3RyZW4vcmVhZC8yMDIyLzAyLzEwLzE5MDUwMDg2NS9tZW5nZW5hbC1hcGEtaXR1LWJhdHUtYW5kZXNpdC1mdW5nc2ktZGFuLWthaXRhbm55YS1kZW5nYW4tYmVuZHVuZ2FuLWJlbmVyLT9wYWdlPWFsbNIBgAFodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL3RyZW4vcmVhZC8yMDIyLzAyLzEwLzE5MDUwMDg2NS9tZW5nZW5hbC1hcGEtaXR1LWJhdHUtYW5kZXNpdC1mdW5nc2ktZGFuLWthaXRhbm55YS1kZW5nYW4tYmVuZHVuZ2FuLWJlbmVyLQ?oc=5
2022-02-10 12:05:00Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar