Taliban menyatakan tidak akan mengizinkan warga Afghanistan meninggalkan negara itu. Taliban juga memperingatkan Amerika Serikat untuk menarik diri sesuai tenggat waktu pekan depan, di tengah meningkatnya operasi evakuasi negara-negara Barat.
Pengumuman ini muncul ketika seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa Presiden Joe Biden memutuskan untuk menarik diri hingga tenggat waktu 31 Agustus. Meskipun sekut penting AS menyerukan perpanjangan untuk menerbangkan lebih banyak orang keluar Afghanistan.
Juru Bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan warga negara asing dapat melanjutkan perjalanan ke bandara Kabul. Sementara warga Afghanistan yang telah berkumpul di sana selama beberapa hari terakhir harus kembali ke rumah. Mereka tak akan menghadapi pembalasan dari penguasa baru negara itu.
"Orang-orang Afghanistan yang pergi, kami tidak akan membiarkannya, dan kami bahkan tidak senang dengan hal itu," kata Mujahid seperti dilansir CNN, Selasa (24/8).
Dia mengatakan para dokter dan akademisi Afghanistan tidak boleh meninggalkan negaranya. Mereka harus bekerja di bidang spesialis mereka sendiri.
"Mereka seharusnya tidak pergi ke negara lain, ke negara-negara Barat itu," tambahnya.
Banyak orang-orang terpelajar, terutama perempuan, yang melarikan diri dari Afghanistan sejak Taliban mengambil alih negara itu. Terakhir kali Taliban memerintah, perempuan dilarang bekerja dan dilarang bersekolah.
Mujahid mengatakan pihaknya memberikan jaminan bahwa kedutaan asing dan lembaga bantuan akan tetap dibuka.
Namun para ahli meragukan janji tersebut di tengah laporan pelanggaran hak asasi manusia dan kekhawatiran bahwa situasinya akan semakin memburuk setelah sebagian besar komunitas internasional meninggalkan negara itu.
Para pemimpin G7 bertemu dalam forum internasional pertama sejak Taliban menggulingkan pemerintah Afghanistan. Mereka meminta Taliban menjamin perjalanan yang aman bagi semua orang yang ingin meninggalkan Afghanistan hingga setelah 31 Agustus.
"Syarat nomor satu yang kami tetapkan sebagai G7 adalah bahwa mereka harus menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin keluar hingga 31 Agustus dan seterusnya," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson setelah pertemuan virtual G7.
Infografis Deretan Janji Baru Taliban. (CNN Indonesia/Basith Subastian)
|
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMigQFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2ludGVybmFzaW9uYWwvMjAyMTA4MjUwMTUxMzItMTEzLTY4NDg3NS90YWxpYmFuLXRhay1ha2FuLWl6aW5rYW4td2FyZ2EtYWZnaGFuaXN0YW4tdGluZ2dhbGthbi1uZWdhcmHSAYUBaHR0cHM6Ly93d3cuY25uaW5kb25lc2lhLmNvbS9pbnRlcm5hc2lvbmFsLzIwMjEwODI1MDE1MTMyLTExMy02ODQ4NzUvdGFsaWJhbi10YWstYWthbi1pemlua2FuLXdhcmdhLWFmZ2hhbmlzdGFuLXRpbmdnYWxrYW4tbmVnYXJhL2FtcA?oc=5
2021-08-24 18:57:02Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar