Jumat, 16 April 2021

Kapolda Sumsel: Penganiaya Perawat RS Siloam Cuma Ngaku-ngaku Polisi - detikNews

Jakarta -

Keluarga pasien yang menganiaya Christina Remauli (27), perawat RS Siloam, Palembang, Sumatera Selatan, mengaku sebagai polisi. Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri menegaskan pelaku bukan anggota Polri.

"Tidak betul (pelaku anggota Polri)," kata Irjen Eko saat dihubungi detikcom, Jumat (16/4/2021).

"Pelaku itu ngaku-ngaku sebagai anggota Polri," imbuhnya.

Eko menegaskan anggota Polri yang ada di area kejadian justru mencegah pelaku melakukan penganiayaan. Anggota Polri tersebut merupakan keluarga pasien lain yang juga dirawat.

"Anggota Polri yang melerai dan melarang untuk melakukan aniaya," ujarnya.

"Keluarga pasien yang kebetulan di TKP, pasien lain," imbuhnya.

Pihak Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang menyesalkan aksi penganiayaan terhadap seorang perawat, Christina Remauli (27), yang videonya kemudian beredar di media sosial. Penganiaya perawat tersebut sempat mengaku sebagai polisi.
Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata, mengatakan Christina mengalami memar di perut dan wajah akibat kejadian itu.

"Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi. Kami, manajemen RS Siloam sangat menyesali perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat," kata Tata ketika dikonfirmasi wartawan, Jumat (16/4/2021).

Peristiwa itu, kata Tata, awalnya terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu anak pelaku dirawat di lokasi kejadian. Karena sudah diperbolehkan pulang, korban mencabut selang infus.

"Dikarenakan pasien merupakan anak pelaku dan masih berusia dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus," imbuhnya.

Namun, sambung Tata, hal yang tak diinginkan terjadi. Saat itu ibu pasien menggendong pasien hingga tangan pasien mengeluarkan darah.

"Melihat itu, perawat kami langsung mengganti plester yang berdarah, sembari menghentikan darah di tangan pasien. Saat kejadian pelaku tidak berada di lokasi," bebernya.

Selengkapnya simak halaman selanjutnya.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMia2h0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhL2QtNTUzNTI3MC9rYXBvbGRhLXN1bXNlbC1wZW5nYW5pYXlhLXBlcmF3YXQtcnMtc2lsb2FtLWN1bWEtbmdha3Utbmdha3UtcG9saXNp0gEA?oc=5

2021-04-16 10:50:44Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar