Senin, 12 April 2021

Ahli Minta RI Antisipasi Potensi Gempa Megathrust, Apa Itu? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah riset yang dilakukan pada 2019 menyebutkan jika terdapat potensi gempa megathrust di Indonesia. Salah satunya potensi tsunami mencapai 20 meter di Pulau Jawa bagian selatan.

Hal ini terungkap dalam sejumlah riset tahun 2019 lalu. Hasil peneliti menunjukkan lokal megathrust terdapat gempa kuat di barat dan timur Pulau Jawa.

Dengan model yang diturunkan dari GPS, para peneliti melakukan simulasi. Skenario paling buruk adalah saat sumber gempa di barat dan timur pecah bersamaan akan menghasilkan gelombang tsunami tinggi.


Gelombang tsunami tertinggi berpotensi terjadi di sebelah barat dengan 20 meter. Sementara timur 12 meter dan bagian tengah berkisar 4,5 hingga 5 meter.

Gempa bumi megathrust sendiri terjadi pada zona subduksi yang berada di atas lempeng konvergen destruktif, yakni saat lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng lain.

Megathrust menjadi gempa bumi interlempeng terkuat di muka bumi. Kemungkinan bila terjadi dapat menghasilkan 9,0 magnitudo.

Informasi ini terungkap dalam laporan ilmiah 'Implications for megathrust earthquakes and tsunamis from seismic gaps south of Java Indonesia'. Jurnal tersebut ditulis 11 peneliti dari berbagai lembaga dan universitas Indonesia dan internasional.

Sementara itu peringatan yang sama muncul saat gempa M6,7 terjadi di wilayah Malang pada Sabtu (10/4/2021). Lalu sehari kemudian disusul dengan gempa magnitudo 5,5.

Potensi gempa megathrust, jurnal Nature.comFoto: Potensi gempa megathrust (jurnal Nature.com)

Dalam unggahan di akun Twitternya, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan gempa itu jadi pengingat kebenaran ancaman sumber gempa subduksi benar adanya.

"Gempa Selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa subduksi lempeng Selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada," tulisnya, dikutip Senin (12/4/2021).

Tweet tersebut menjadi viral, hingga kini sudah diretweet lebih dari 4.914 akun dan 10.200 likes. Termasuk juga diramaikan para netizen di kolom komentarnya.

Melansir detik.com, dia mengatakan harus mempersiapkan sejumlah mitigasi. Misalnya membuat bangunan tahan gempa.

"Itu paling ringan tapi waspada konteksnya adalah menyiapkan mitigasi yang konkrit dengan mewujudkan bangunan tahan gempa, menata ruang pantai, memasang rambu dan membuat jalur evakuasi serta latihan evakuasi/drill. Ini implementasi dari waspada itu," ungkapnya.

Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung, Astyka Pamumpuni menyebutkan juga soal mitigasi melalui penguatan bangunan tahan goncangan. Dengan melalui tiang kolom yang sesuai bila rumah terbuat dari tembok.

"Dengan tiang kolom/cor yang sesuai meminimalkan runtuhnya bangunan yang dapat menyebabkan korban," kata dia.

Menanggapi cuitan Daryono, Astyka mengatakan melihat sejarah tahun 1994 juga telah terjadi gempa besar di area yang sama.

"Apa yang disampaikan Pak Daryono adalah hasil dari Pusgen yang terbaru, 2017. Hasil tersebut dari penelitian banyak ahli gempa bumi di IndonesiaKalau kita lihat sejarah, tahun 1994 juga pernah terjadi gempa yang besar di area sumber gempa tersebut. Sebelumnya tahun 1921 juga pernah terjadi gempa besar," kata Astyka.


[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMTA0MTIxMjQzNDQtMzctMjM3MTIxL2FobGktbWludGEtcmktYW50aXNpcGFzaS1wb3RlbnNpLWdlbXBhLW1lZ2F0aHJ1c3QtYXBhLWl0ddIBAA?oc=5

2021-04-12 06:25:23Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar