Selasa, 12 Januari 2021

Calon Kapolri Tunggal , Ini Deretan Kasus Besar yang Diungkap... - SINDOnews.com

JAKARTA - Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo resmi menjadi calon Kapolri tunggal yang dipilih Presiden Jokowi . Di bawah komando Sigit, Bareskrim banyak mengungkap sejumlah kasus besar yang menyedot perhatian publik.

Tak hanya itu, pembenahan internal juga terus digalakan di tubuh reserse tersebut. Bareskrim juga mengawal seluruh kebijakan pemerintah dengan membentuk beberapa Satuan Tugas (Satgas), diantaranya Satgas Pangan, Satgas Migas, Satgas Kawal Investasi. (Baca juga: Listyo Sigit Prabowo Calon Kapolri Pilihan Jokowi)

Di awal menjabat, Sigit langsung tancap gas dengan mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Pada 27 Desember 2019 atau 12 hari setelah dilantik sebagai Kabareskrim, Sigit mengumumkan secara langsung penangkapan dua terduga pelaku kasus tersebut. Mereka adalah, RM dan RB, keduanya merupakan oknum anggota kepolisian.

"Tadi malam tim teknis telah mengamankan pelaku yang diduga melakukan penyiraman terhadap sauara NB, pelaku ada dua orang inissial RM dan RB," kata Listyo dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat 27 Desember 2019.

Calon Kapolri Tunggal , Ini Deretan Kasus Besar yang Diungkap Listyo Sigit Prabowo

Tak lama setelah itu, Bareskrim Polri melimpahkan tahap II kasus tersangka dan barang bukti kasus dugaan korupsi Kondensat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), ke Kejaksaan Agung (Kejagung) setelah dinyatakan lengkap atau P21.
Baca Juga:

Diketahui, kasus ini sudah bergulir sejak 2015 lalu dan mangkrak lama lantaran adanya kendala non-teknis. Namun, adanya koordinasi yang kuat antara Bareskrim dan Kejaksaan Agung akhirnya perkara tersebut bisa dirampungkan. (Baca juga: Calon Tunggal Kapolri, Kekayaan Listyo Sigit Prabowo Rp8,314 Miliar)

Dalam pengadilan, Honggo divonis 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsidair 6 bulan kurungan. Sementara dua tersangka lainnya Raden Priyono dan Djoko Harsono divonis 4 tahun penjara ditambah denda Rp200 juta subsider 2 bulan.

Tak berhenti sampai di situ. Bareskrim juga membuktikan bahwa penegakan hukum tak pandang bulu dan mewujudkan komitmen dalam melakukan pembenahan internal.

Hal itu tercermin dalam penangkapan buronan terpidana kasus hak tagih (cassie) Bank Bali, Djoko Tjandra pada 30 Juli 2020. Bahkan, dalam hal ini, Komjen Listyo memimpin langsung tim ke Malaysia guna menangkap Djoko Tjandra.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiiQFodHRwczovL25hc2lvbmFsLnNpbmRvbmV3cy5jb20vcmVhZC8yOTk2NDgvMTQvY2Fsb24ta2Fwb2xyaS10dW5nZ2FsLWluaS1kZXJldGFuLWthc3VzLWJlc2FyLXlhbmctZGl1bmdrYXAtbGlzdHlvLXNpZ2l0LXByYWJvd28tMTYxMDUxNDA5MNIBjQFodHRwczovL25hc2lvbmFsLnNpbmRvbmV3cy5jb20vbmV3c3JlYWQvMjk5NjQ4LzE0L2NhbG9uLWthcG9scmktdHVuZ2dhbC1pbmktZGVyZXRhbi1rYXN1cy1iZXNhci15YW5nLWRpdW5na2FwLWxpc3R5by1zaWdpdC1wcmFib3dvLTE2MTA1MTQwOTA?oc=5

2021-01-13 05:32:57Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar