Minggu, 11 Oktober 2020

Epidemiolog Sebut PSBB Transisi tak Tepat Buat DKI, Kenapa? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang akan mulai berlaku di Jakarta mulai Senin (12/10/2020) dinilai tidak tepat. Sebab, penambahan kasus harian Covid-19 di Jakarta masih tinggi.

"Jadi menurut saya, PSBB transisi mungkin nggak tepat buat DKI. Harusnya PSBB (ketat) dilanjutkan atau paling tidak lokal," ujar epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Minggu (11/10/2020).

Apalagi, lanjutnya, DKI Jakarta harus menunggu angka pasti pertambahan kasus akibat demo menolak pengesahan UU Cipta Kerja yang terjadi pekan lalu. Sebab, jika ternyata ada kenaikan kasus akibat demo, maka akan berpengaruh terhadap pelayanan RS di Jakarta.

"Kalau kenaikan kasus akibat demo naik 2X lipat, DKI Jakarta akan penuh pelayanan," katanya.

Menurut dia, partisipasi masyarakat pada PSBB ketat lalu tergolong kurang dan semakin menurun pada PSBB tahap dua. Perkiraannya, pada PSBB tahap dua, hanya 30% masyarakat yang tetap berada di rumah.


"Edisi dua (pengetatan PSBB) dilanjutkan dua kali, nggak berhasil. Kasusnya masih banyak, positivity rate-nya masih tinggi," ujar Anies.

Di sisi lain, kalangan pengusaha merespons positif kebijakan Anies. Selain pengusaha hotel dan restoran, sambutan positif juga disampaikan pengusaha ritel.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap PSBB dengan skema transisi bisa menaikkan jumlah pengunjung mall di Jakarta. Dengan demikian maka akan meningkatkan belanja ritel juga.


Adapun dalam PSBB Transisi ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperbolehkan mall atau pusat perbelanjaan di Jakarta buka dari pukul 10.00-21.00 WIB. Jam operasional ini hampir sama seperti sebelum ada pandemi Covid-19.


Tak hanya itu, restoran dan pertokoan ritel hingga bioskop juga diperbolehkan buka dari pagi hingga jam 21.00 WIB. Ini tentunya memberikan angin segar bagi para peritel.


"Bila sudah bisa buka resto, maka diharapkan dengan meningkatnya kunjungan masyarakat, maka ritel modern akan mulai bergeliat kembali seperti di bulan Juli lalu," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mande kepada CNBC Indonesia, Minggu (11/10/2020).

Menuru dia, peningkatan penjualan ritel akan terlihat jika kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan juga meningkat.

"Tempat-tempat itu (Resto, Cafe, Bioskop & Family Entertainment) yang akan membawa masyarakat kembali datang ke ritel dan mall," kata Roy.

Dari dokumen pengaturan PSBB Transisi yang dikutip CNBC Indonesia, Minggu (11/10/2020), ada beberapa persyaratan dan protokol kesehatan yang harus dilakukan mall dalam masa ini.

Pertama, jumlah pengunjung mall atau pusat perbelanjaan maksimal hanya 50% dari kapasitas sebelum terjadinya PSBB. Kedua, mall harus melakukan pendataan pengunjung dengan buku tamu atau sistem teknologi yang sesuai.

Untuk mall dan pusat perbelanjaan ini, masa PSBB transisi bisa langsung diterapkan. Artinya, mulai besok semua mall di Jakarta bisa buka dengan normal.


(miq/miq)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMDEwMTEyMDMyNTEtNC0xOTM1MDMvZXBpZGVtaW9sb2ctc2VidXQtcHNiYi10cmFuc2lzaS10YWstdGVwYXQtYnVhdC1ka2kta2VuYXBh0gEA?oc=5

2020-10-11 13:45:51Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar