Floyd merupakan warga kulit hitam AS yang meninggal pada 25 Mei lalu karena kehabisan napas usai lehernya diinjak pakai lutut oleh seorang petugas kepolisian yang tengah menangkapnya.
Kematian Floyd memicu amarah publik AS terkait diskriminasi dan sikap rasisme terhadap warga kulit hitam dan minoritas hingga memantik demonstrasi di seluruh penjuru Negeri Paman Sam selama sembilan hari terakhir.
Dalam pidatonya saat membuka upacara penghormatan terakhir terhadap Floyd, Sharpton menyingung lawatan Trump ke Gereja Episkopal St. John, Washington pada awal pekan ini.
Gereja St. John, Washington, terletak di seberang Lafayette Park yang menghadap langsung ke Gedung Putih. Gereja itu menjadi titik panas protes anti-rasial dan solidaritas terhadap kematian warga kulit hitam AS, George Floyd, selama beberapa hari terakhir.
Trump melawat gereja itu hanya untuk meninjau dan mengambil beberapa foto sambil berpose mengacungkan Alkitab di tangannya.
Pose Trump menuai kecaman sebab sebelum sang presiden meninjau lokasi itu, para demonstran yang tengah melakukan protes secara damai diusir oleh polisi dengan menggunakan gas air mata, semprotan merica, hingga peluru karet.
"Saya melihat seseorang berdiri di depan gereja sambil memegang Alkitab di tangannya. Semasa hidup saya selalu hidup dan dekat dengan seorang pengkhotbah, tapi saya tidak pernah melihat orang memegang Alkitab seperti itu (Trump). Namun, saya biarkan dia begitu," sindir Sharpton.
Pernyataan itu mengundang tawa dari ratusan pelayat yang hadir, termasuk keluarga dan kerabat Floyd.
"Karena ia (Trump) memegang Alkitab-dan saya berharap dia sedang menonton kita di sini-saya meminta dia membaca Alkitab itu," ucap Sharpton seperti dilansir MSNBC.
'Anda harus tahu tempat dan waktu, pertama-tama, kita tidak boleh menggunakan Alkitab sebagai properti. Dan bagi mereka yang memiliki agenda selain untuk menegakkan keadilan, keluarga ini tidak akan membiarkan Anda menggunakan George sebagai properti," katanya menambahkan.
Trump terus menjadi sorotan lantaran dianggap tidak peduli terhadap kematian Floyd dan sikap rasisme yang selama ini masih tertanam di dalam masyarakat Amerika.
Dia bahkan dihujani kritik karena dianggap tak bersimpati dalam menangani demonstrasi anti-rasisme yang tengah berlangsung di Negeri Paman Sam.
Trump bahkan menganggap sebagian besar gubernur negara bagian lemah karena tidak bisa mendominasi para pedemo.
Ia juga mengancam mengerahkan personel militer untuk menegakkan ketertiban dan membendung pedemo jika kerusuhan di beberapa kota terus berlangsung. (rds/dea)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMigQFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2ludGVybmFzaW9uYWwvMjAyMDA2MDUxMjU0MzEtMTM0LTUxMDIwNy9wZW5kZXRhLXNpbmRpci10cnVtcC1zYWF0LXBlbmdob3JtYXRhbi10ZXJha2hpci1nZW9yZ2UtZmxveWTSAQA?oc=5
2020-06-05 06:18:31Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar