Kamis, 17 Oktober 2019

Manuver Prabowo untuk Jokowi - detikX

Bung Karno Bapak Proklamator kita, bersama Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Urusan koalisi atau tidak, kita serahkan kepada Ketua Dewan Pembina.”

Satu bulan lalu, 26 September 2019, di tempat yang sama, Prabowo sempat memaparkan konsep pembangunan ekonomi bernama Strategi Dorongan Besar (Big Push Strategy). Dengan strategi itu, ia meyakini akan terjadi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 15 persen, sekaligus menciptakan 28 juta lapangan kerja baru. Ada tiga target Big Push Strategy yang digagas anak begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.

Pertama, pencapaian swasembada pangan dalam dua tahun. Untuk mencapai swasembada pangan ini diperlukan mengkonversi hutan rusak menjadi lahan pertanian produktif sebesar 8 hektar. Sebesar 6 juta hektar untuk produksi 18 juta ton gandum per tahun, 1 juta hektar untuk produksi 10 juta ton beras per tahun, dan satu juta hektar untuk produksi 10 juta ton jagung per tahun. Guna membuka lahan produktif ini dibutuhkan dana 24 miliar dollar Amerika Serikat.

Kedua, pencapaian swasembada energi dalam tiga tahun. Caranya mengkonversi hutan rusak menjadi lahan produktif sebesar 6 hektar. Lahan itu akan digunakan untuk tanaman penghasil bioenergi, seperti singkong dan aren yang bisa menghasilkan 36 juta ton bioethanol. Investasi yang dibutuhkan untuk membuka 6 hektar hutan produktif itu sebesar 18 miliar dollar AS. Ketiga, bila kedua konsep ini dijalankan setidaknya akan menciptakan 28 juta lapangan kerja baru.

Banyak yang menafsirkan keputusan politik Prabowo sebagai manuver merapat ke kubu koalisi Jokowi. Apalagi sebelumnya Prabowo sangat intens menemui sejumlah ketua umum partai politik pendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin, seperti pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Manoarfa pada pekan lalu.

Tiga bulan lalu, Prabowo juga bertemu Presiden Jokowi di dalam Mass Rapid Transit dari Stasiun Lebak Bulus menuju Senayan, 13 Juli 2019. Disusul pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 24 Juli 2019. Terakhir, pertemuan Prabowo dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada 11 Oktober 2019. Korelasi antara pertemuan mantan calon presiden 2019 itu dengan pernyataan sikap politik Prabowo seolah meneguhkan Gerindra akan gabung koalisi.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiUmh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20veC9kZXRhaWwvaW52ZXN0aWdhc2kvMjAxOTEwMTcvTWFudXZlci1QcmFib3dvLXVudHVrLUpva293aS_SAQA?oc=5

2019-10-17 12:23:52Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar