Terkait pos kementerian yang diincar, Puan memang tak menjelaskan secara gamblang. Namun, dalam arena Kongres, sempat mencuat konsep Trisakti, yang menjadi acuan arah kebijakan pemerintahan mendatang. "Sebagai hasil dari sidang-sidang komisi yang kemudian diputuskan ke dalam rapat pleno desain kabinet, kami usulkan konsepsi Trisakti. Bagaimana kita berdaulat di bidang politik, bagaimana kita berdikari di bidang ekonomi, di bidang keuangan, pangan, air, pertahanan, bidang kebudayaan, kemudian berbagai aspek strategis, seperti pertahanan, kita harus berdikari. Industri pertahanan yang kuat kita perlukan," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto lalu menegaskan pos pertahanan, seperti TNI, harus diperkuat. Dia juga menyebut pertahanan Indonesia harus didukung dengan alutsista yang mumpuni. ”Kemudian juga bidang kebudayaan. Desain ini kami sudah menyampaikan dalam sebuah kebijakan politik yang nantinya Ibu Megawati akan menyampaikan kepada Presiden," sambungnya. Meski begitu, PDI Perjuangan mengembalikan semua keputusan terkait calon menteri kepada Jokowi. "Tetapi, terkait dengan struktur itu, kami serahkan kepada Bapak Presiden," jelasnya.
Adapun politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu secara blak-blakan mengungkapkan kursi menteri yang diincar antara lain di sektor hukum, pedesaan, maritim, dan pertanian. “Ini kan momen Kongres ya, jadi wacana yang diusulkan saja. Karena basis PDI Perjuangan kan petani, pedesaan, dan wilayah maritim juga. Maka ada wacana soal posisi menteri di bidang itu,” jelas Masinton kepada detikX.
Diakui Masinton, jika mengacu pada perolehan kursi menteri di kabinet Jokowi periode pertama, jumlah tersebut belum sepadan untuk PDI Perjuangan, yang menjadi pemenang Pemilu 2014 kala itu. “Tapi kan kita mengerti kondisi pada saat 2014 itu. Kan ada kebutuhan untuk mengakomodasi teman-teman di luar koalisi. Kalau sekarang kondisinya berbeda. Kita melihat juga bahwa banyak kader PDI Perjuangan yang sudah siap dikontribusikan untuk tugas-tugas di pemerintahan,” imbuh Masinton.
Namun sumber detikX di kalangan internal partai banteng moncong putih yang dekat dengan Jokowi bilang jumlah kursi yang ditempati kader PDI Perjuangan yang hanya empat kursi atau sama dengan PKB dan beda tipis dengan NasDem bukan tanpa alasan. “Saat Pilpres 2014, Pak Jokowi menganggap mesin PDI Perjuangan tidak bekerja optimal, sehingga Jokowi waktu itu praktis lebih mengandalkan relawan untuk pemenangan dirinya. Jangan heran jika para relawan mendapat perhatian lebih dari Jokowi saat itu dibanding partai koalisi, termasuk PDI Perjuangan,” jelasnya.
https://news.detik.com/x/detail/investigasi/20190812/Jatah-Dobel-untuk-Banteng/
2019-08-12 08:34:15Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar