Jumat, 15 Februari 2019

News Dear Zaky, Kunci Dana R&D Besar Itu Bukan di 'Presiden Baru' - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia-Tumben sekali persoalan minimnya dana riset dan pengembangan (research & development/ R&D) menjadi topik utama pembahasan netizen di Indonesia. Untuk ini, kita harus berterima kasih pada Pendiri Bukalapak Achmad Zaky.

Secara esensial, tidak ada yang salah dari cuitan Chief Executive Officer (CEO) startup berstatus unicorn-perusahaan bervaluasi di atas US$1 miliar (Rp 14,12 triliun)-ini. Indonesia memang tertinggal jauh dari negara lain untuk urusan dana R&D.

Namun apakah kemunculan "presiden baru" atau katakanlah terbentuknya pemerintahan terpilih yang baru layak dijadikan sorotan seperti cuitan dia? Kalo soal ini, tunggu dulu...


Berdasarkan</span> penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, Indonesia memang menduduki peringkat buncit di antara negara utama di Asia Tenggara dalam hal alokasi dana R&D. Hal ini bisa dilihat dari data UNESCO Institute for Statistik (UIS) per 2018.

UNESCO adalah Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan milik Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Lembaga ini menjadi satu-satunya penyedia data komparasi mengenai indikator pengembangan R&D antar negara anggota PBB.



Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa Indonesia memiliki alokasi dana R&D yang terkecil di antara negara-negara lainnya yang terdata oleh UNESCO. Nilainya memang sesuai dengan yang dikutip Zaky yakni US$2 miliar, atau lebih tepatnya US$2,13 miliar.

Angka itu setara dengan 0,1% dari produk domestik bruto (PDB) nasional. Tidak ayal, Indonesia rata-rata hanya memiliki 89 orang periset dari setiap 1 juta penduduknya. Tak heran, Indonesia tidak masuk dalam daftar 20 besar negara yang paling rajin menerbitkan makalah ilmiah.

Jika dibandingkan dengan Filipina, Indonesia masih kalah dalam hal jumlah periset yang dimiliki per sejuta populasi, yakni 187 orang. Padahal, dana yang dialokasikan untuk aktivitas R&D pada kurun waktu yang sama justru tak lebih besar dari Indonesia, yakni 0,1% dari PDB.

Dari sisi nominal, angka gelontoran dana R&D di Filipina malah terhitung lebih kecil yakni sebesar US$886,5 juta atau dua kali lipat di bawah alokasi Indonesia.

Lalu apa yang membedakan Indonesia dengan Filipina? Ternyata ada pada kontribusi swasta yang jauh lebih besar, yakni US$316,7 juta, sedangkan pemerintah hanya US$263,6 juta.

NEXT 

(ags/gus)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnbcindonesia.com/news/20190215193809-4-55840/dear-zaky-kunci-dana-rd-besar-itu-bukan-di-presiden-baru

2019-02-15 13:48:30Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar