Diketahui, Jokowi sempat bertanya apa yang akan dilakukan Prabowo jika terpilih untuk mendukung dan mengembangkan perusahaan rintisan (start up) terutama yang sudah berlabel unicorn.
Unicorn merupakan istilah yang sangat familiar di dunia perusahaan rintisan atau startup. Istilah unicorn digunakan untuk mendeskripsikan perusahaan privat yang telah mengantongi valuasi lebih dari US$1 miliar.
"Pak Jokowi ingin menjebak dengan pertanyaan yang singkat. Pertanyaan itu sangat singkat padahal waktu yang diberikan masih banyak. Artinya ingin mempermalukan," tutur Acep saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (18/2).
Acep menyatakan bahwa Jokowi hanya menggunakan waktu sekitar 20 detik untuk bertanya. Padahal, moderator memberikan kesempatan selama 1 menit atau 60 detik.
Menurut Acep, apabila memang benar-benar ingin mengetahui gagasan Prabowo untuk mendukung pengembangan unicorn, seharusnya Jokowi memberikan latar belakang terlebih dahulu sebelum pertanyaan dilontarkan.Latar belakang yang dimaksud, misalnya dinamika perkembangan dunia usaha di internet yang semakin menjamur. Bisa pula memberikan latar belakang
"Idealnya dia memberikan intro atau latar belakang secara sekilas. Tapi beliau tidak memberikan itu," ucap Acep.
Hal lain yang disoroti Acep yakni keputusan Jokowi menggunakan istilah unicorn. Menurut Acep, itu juga mengindikasikan Jokowi memang ingin menjatuhkan Prabowo.
Dia mengamini ada dua kemungkinan dengan penggunaan diksi unicorn tersebut. Pertama, Jokowi menganggap Prabowo sudah mengetahui apa itu unicorn. Kedua, sebaliknya Jokowi menganggap Prabowo tidak mengetahui unicorn.
"Paling mungkin yang kedua. Jadi Pak Jokowi sedang ingin menjebak Pak Prabowo. Sedang ingin mempermalukan," kata Acep."Selain itu, istilah unicorn tidak semua orang tahu," ucap Acep.
Acep berinterpretasi demikian merujuk dari teori dalam semiotika tentang kode naratif yang dicetuskan Roland Barthes.
Prabowo Subianto saat debat capres kedua, Minggu (17/2) malam. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
|
Merujuk dari pandangan Barthes, Acep mengatakan bahwa tindakan seseorang di dalam suatu narasi, harus dilihat relasinya dengan sikapnya yang lain. Acep mengatakan Jokowi beberapa kali ingin menjatuhkan Prabowo selama debat. Misalnya saat menyebut Prabowo kurang optimis dan menyinggung soal penguasaan lahan. Pun demikian saat bertanya soal unicorn.
"Kalau kita lihat sepanjang debat, Pak Jokowi punya kecenderungan menjatuhkan Pak Prabowo. Maka pertanyaan itu masuk juga ke kategori itu. Menjebak untuk mempermalukan di depan publik," kata Acep.
Diketahui, saat ditanya Jokowi, Prabowo sempat bertanya balik soal unicorn yang dimaksud. Dia seolah ragu untuk langsung menjawab. Jokowi lalu mengangguk untuk menangapi Prabowo yang ingin memastikan.
Menurut Acep, momen itu adalah gambaran bahwa Jokowi telah berhasil mempermalukan Prabowo. Dia juga mengamini bahwa Jokowi ketika mengangguk memang terkesan membantu Prabowo agar tidak keliru memahami pertanyaannya. Namun, itu tidak berarti apa-apa, karena Prabowo sudah menunjukkan keraguannya.
"Itu sudah masuk secara psikologis. Sudah kelihatan jebakannya berhasil karena Pak Prabowo gugup. Itu sudah berhasil," kata Acep.
Tonton juga video: Yang Online-online Itu' dan Momen Debat Menarik Lain
[Gambas:Video CNN] (bmw/osc)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190218141258-32-370333/jebakan-unicorn-jokowi-jadi-strategi-permalukan-prabowo
2019-02-18 07:42:40Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar