Daftar Isi
Pemerintah Amerika Serikat menegaskan tidak akan ikut campur dalam rencana serangan balasan Israel ke Iran.
Sementara itu, pemerintah Israel yang berjanji akan membalas serangan Iran, masih belum menemukan kata sepakat soal waktu dan seberapa besar skala serangan balasan tersebut.
Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional, Selasa (16/4).
Pemerintah AS menolak ikut campur dalam serangan balasan Israel ke Iran. AS mengaku meyakini Israel punya kapasitas untuk melawan serangan Iran.
Juru bicara keamanan nasional AS, John Kirby, menyebut penyebab Washington tidak ingin ikut campur karena tidak ingin berperang dengan Iran.
"Dan seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh presiden, kami tidak menginginkan perang yang lebih luas di kawasan ini. Kami tidak ingin berperang dengan Iran. Dan saya pikir saya akan berhenti di situ saja," tambah Kirby.
"Kami tidak menginginkan peningkatan ketegangan di kawasan ini. Kami tidak menginginkan konflik yang lebih luas," ungkapnya lagi.
Kabinet Perang Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berdebat hingga 3 jam saat membahas rencana serangan balasan ke Iran.
Kabinet perang yang beranggotakan lima perang disebut belum mencapai keputusan mengenai serangan balasan ke Iran, usai lebih dari tiga jam berunding.
Hal ini terutama usai pemerintah Amerika Serikat mendesak Netanyahu untuk "berpikir dengan hati-hati dan strategis".
Surat kabar harian Israel, Hayom, mengutip seorang pejabat Israel hanya menyatakan bahwa "akan ada tanggapan" atas serangan Iran. Sementara kantor PM Netanyahu menyebut meski belum ada keputusan yang diambil, militer Israel IDF akan memberikan beberapa opsi.
Berdasarkan keterangan Israel, wilayahnya diserang lebih dari 200 objek, terdiri dari drone misil balistik dan misil jelajah dari Iran sejak Sabtu (13/4). Iran dikenal sebagai produsen drone, namun dari mana asalnya misil-misil itu?
Melansir New York Times, Iran memiliki salah satu gudang rudal balistik dan drone terbesar di Timur Tengah. Gudang itu berisi peluru kendali (rudal) jelajah, rudal antikapal, serta rudal balistik dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer.
Iran kini disebut mampu memproduksi rudal dan drone sendiri dalam jumlah besar. Dengan memprioritaskan produksi pertahanan, Iran berhasil memproduksi kendaraan lapis baja dan kapal angkatan laut.
(dna)https://news.google.com/rss/articles/CBMiiAFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2ludGVybmFzaW9uYWwvMjAyNDA0MTYwNjQ2NDQtMTM0LTEwODY2MjUvYWxhc2FuLWFzLW9nYWgtYmFudHUtaXNyYWVsLXNhbXBhaS1hc2FsLW11YXNhbC1ydWRhbC1iYWxpc3Rpay1pcmFu0gGMAWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vaW50ZXJuYXNpb25hbC8yMDI0MDQxNjA2NDY0NC0xMzQtMTA4NjYyNS9hbGFzYW4tYXMtb2dhaC1iYW50dS1pc3JhZWwtc2FtcGFpLWFzYWwtbXVhc2FsLXJ1ZGFsLWJhbGlzdGlrLWlyYW4vYW1w?oc=5
2024-04-15 23:54:42Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar