Daftar Isi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menentukan 11 nama panelis untuk debat perdana capres dan cawapres di Pilpres 2024 yang akan digelar pada hari ini, Selasa (12/12).
Mayoritas panelis merupakan akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Mereka adalah Mada Sukmajati (pakar ilmu politik UGM), Rudi Rohi (pakar Ilmu politik Universitas Nusa Cendana Kupang), Lita Tyesta (ahli hukum tata negara Unversitas Dipenogoro), dan Khairul Fahmi (pakar hukum Universitas Andalas).
Kemudian, Agus Riewanto (pakar hukum tata negara Universitas Sebelas Maret Surakarta), Susi Dwi Harijanti (pakar hukum tata negara Universitas Padjadjaran), dan Bayu Dwi Anggono (Guru Besar Hukum di Universitas Jember).
Ada pula Ahmad Taufan Damanik (Ketua Komnas HAM periode 2017-2020), Al Makin (Guru Besar Studi Agama UIN Sunan Kalijaga), Gun Gun Heryanto (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), serta Wawan Mas'udi (pakar politik, Dekan Fisipol UGM).
Berikut profil singkat 11 nama panelis debat capres-cawapres Pilpres2024:
Mada Sukmajati
Mada saat ini merupakan Ketua Program Studi Sarjana Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM. Minat Kajiannya meliputi Partai Politik, Tata Kelola Pemilu, Parlemen, dan Kebijakan Publik.
Mada menempuh pendidikan S1 di UGM. Ia mengambil Jurusan Politik dan Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol)hingga lulus pada 1999.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di National Graduate Institute for Policy Studies di Tokyo, Jepang.
Jebolan S3 Heidelberg University itu pernah menjadi Ketua Tim Panitia Seleksi Anggota Panwas Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo untuk Pemilihan Walikota Yogyakarta dan Bupati Kulon Progo tahun 2017.
Rudi Rohi
Rudi merupakan dosen S1 Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana. Ia menduduki jabatan fungsional sebagai lektor.
Pria kelahiran Kupang ini mengenyam pendidikan S1 di Universitas Janabadra, Yogyakarta. Ia lulus dengan gelar Sarjana Hukum pada 2004.
Setelahnya, Rudi melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 di UGM. Ia meraih gelar MSi pada 2007 silam. Sementara gelar Dr diraih pada 2021.
Lita Tyesta
Perempuan kelahiran 26 September 1960 ini memiliki nama panjang Lita Tyesta Addy Listya Wardhani. Ia saat ini merupakan dosen program studi Kenotariatan di Universitas Diponegoro (Undip).
Lita menyelesaikan pendidikan S1 hingga S3 di Undip. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Perundang-undangan pada Rabu, 6 September 2023.
Selain berkecimpung di bidang hukum, Lita juga aktif sebagai pengawas Internal Kwartir Gerakan Pramuka Jawa Tengah.
Khairul Fahmi
Khairul merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas. Ia menamatkan pendidikan S1 dan S2 di tempatnya saat ini bekerja.
Tak hanya sebagai pengajar, Khairul juga berprofesi sebagai advokat. Ia juga merupakan anggota KPU Kabupaten Agam pada 2007-2008 silam.
Agus Riewanto
Agus merupakan pengajar di Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Karier Agus di dunia akademik pun sudah malang melintang.
Ia tercatat sebagai Tim Ahli Pemeriksa Sengketa Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham RI) pada 2017 hingga kini.
Keahliannya pada bidang hukum kerap membawa Agus menjadi konsultan hukum dan ahli Pemilu/Pilkada, serta saksi ahli hukum di Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Negeri.
Susi Dwi Harijanti
Ia merupakan Ketua Kelompok Kerja Reformasi Sektor Peraturan Perundang-undangan Tim Percepatan Reformasi Hukum yang dibentuk Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Susi menyelesaikan gelar Sarjana dari Fakultas Hukum UNPAD pada 1990 silam. Ia meraih gelar Master dan Doktor dari Melbourne University Law School dengan beasiswa dari Pemerintah Australia.
Bayu Dwi Anggono
Bayu Dwi Anggono merupakan dosen sekaligus guru besar dalam bidang Ilmu Perundang-undangan di Universitas Jember (UNEJ). Dilansir dari laman resmi Unej, saat ini Bayu menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum di universitas tersebut.
Selain itu, dia Bayu juga adalah Sekjen Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (AP HTN-HAN).
Pria kelahiran Sidoarjo, 23 Juni 1981 itu termasuk orang yang diperhitungkan dalam Bidang Ilmu Perundang-undangan. Dia kerap menjadi narasumber atau ahli di PTUN dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Ahmad Taufan Damanik
Ahmad Taufan Damanik dikenal sebagai Ketua Komnas HAM periode 2017-2020. Sebelum memimpin lembaga itu, Taufan adalah dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara dari tahun 1987 hingga 2016.
Taufan juga banyak berkecimpung dalam aktivitas atau organisasi HAM, khususnya isu anak. Dia pernah dipercaya sebagai Indonesia Representative of Child Rights to the Asean Commission on the Promotion and Protection on the rights of Women and Children (ACWC) periode 2013-2016.
Taufan mendapat gelar S1 dari Universitas Sumatera Utara (lulus 1987). Kemudian dia melanjutkan kuliah di University of Essex,Inggris(lulus 2005).
Al Makin
Al Makin merupakan akademisi sekaligus sosiolog di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang fokus dalam studi keagamaan. Dilansir dari laman resmi UIN Sunan Kalijaga, Al Makin menjabat sebagi rektor di kampus tersebut sejak 2020 hingga 2024.
Al Makin cukup rajin menulis opini di media. Dia juga banyak menerbitkan penelitian dan artikel ilmiah terkait bidang keilmuannya.
Dia juga menerbitkan beberapa buku. Salah satunya berjudul.' Membela yang Lemah demi Bangsa dan Ilmu, Keragaman, Minoritas, Khilafah, Kapitalisme Agama, dan Mazhab Yogya.'
Gun Gun Heryanto
Nama Gun Gun kondang sebagai analis politik kontemporer. Wajah maupun pandangannya kerap menghiasi banyak media massa terkait isu-isu politik kontemporer.
Gun Gun saat ini merupakan pengajar di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Dia adalah alumni S1 IAIN Sunan Kaliajaga Yogyakarta, lalu mengambil S2 di Universitas Indonesia (UI), sebelum kemudian melanjutkan S3 di Universitas Padjajaran (Unpad).
Sebagai analis politik, Gun Gun banyak menulis buku soal politik kontemporer. Buku-buku tersebut ia kerjakan sendiri maupun bersama orang lain. Buku terbarunya ia tulis bersama dosen UIN Jakarta Iding Rosyidin.
Dia menulis '10 Tokoh Transformatif di Indonesia'. Dalam buku itu ia mencantumkan sosok Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, hingga Anies Baswedan sebagai tiga tokoh transformatif.
Wawan Mas'udi
Dia adalah lulusan Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2000.
Wawan kemudian melanjutkan magister di Department of Political Science and Management, Study if Management, Agder University College, Norway (2006), dan lalu meraiu gelar doktor (Ph.D) di Asia Institute, Faculty of Arts at the University of Melbourne, Australia (2016).
Dikutip dari situs resmi DPP Fisipol UGM, Wawan menulis disertasi berjudul 'Local Populism in Decentraliserd Indonesia: Case Study of Jokowi in Solo 2005-2012'.
Dia memiliki minat kajian mulai dari pelayanan publik, politik identitas dan multikulturalisme, desentralisasi dan komparasi sistem pemerintahan.
(lna/yla/pmg)https://news.google.com/rss/articles/CBMidGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyMzEyMTIwNjE5MDMtNjE3LTEwMzU5NDYvcHJvZmlsLTExLXBhbmVsaXMtZGViYXQtY2FwcmVzLXBlcmRhbmEtcGlscHJlcy0yMDI00gF4aHR0cHM6Ly93d3cuY25uaW5kb25lc2lhLmNvbS9uYXNpb25hbC8yMDIzMTIxMjA2MTkwMy02MTctMTAzNTk0Ni9wcm9maWwtMTEtcGFuZWxpcy1kZWJhdC1jYXByZXMtcGVyZGFuYS1waWxwcmVzLTIwMjQvYW1w?oc=5
2023-12-12 00:14:01Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar