Jumat, 27 Oktober 2023

Menilik Konstruksi Jembatan Kaca di Banyumas yang Pecah dan Tewaskan Satu Wisatawan Halaman all - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Tempat wisata jembatan kaca The Geong di Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memakan satu korban jiwa.

Jembatan kaca setinggi 15 meter itu pecah ketika 11 pengunjung berada di atasnya pada Rabu (25/10/2023) pukul 10.00 WIB.

Saksi mata di tempat kejadian, Sunarto mengatakan, saat kejadian terdengar suara pecahan kaca yang sangat keras disusul orang terjatuh.

"Saya lihat dua jatuh ke bawah, dua tersangkut. Dua orang yang jatuh itu tidak sadarkan diri, ibu-ibu semua," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Rabu.

Korban, berinisial FA (39) dinyatakan meninggal dunia, sementara 3 lainnya mengalami luka-luka. Mereka merupakan wisatawan asal Cilacap, Jawa Tengah yang tengah selfie di wahana tersebut.

Salah satu korban yang selamat masih dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang di area pinggul.

Lantas, seperti apa konstruksi dan kelayakan jembatan kaca tersebut?

Konstruksi jembatan kaca 

Jembatan kaca yang menjadi salah satu wahana tempat wisata The Geong, Banyumas itu baru saja dibangun. Usia jembatan kaca itu belum genap 1 tahun.

Pihak pemilik usaha mengaku jembatan kaca itu dibangun sejak 11 bulan lalu. Pembangunannya dilakukan oleh pemilik usaha bersama dengan karyawannya.

Berikut konstruksi dan kondisi kelayakan jembatan kaca yang pecah berdasarkan keterangan polisi dan ahli:

1. Ketebalan kaca hanya 1,2 cm

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi mengatakan, jembatan tersusun dari kaca dengan ketebalan 1,2 cm.

”Untuk ukuran kaca, tebalnya 1,2 cm dan lebar kaca 118 cm," terangnya, dilansir dari Kompas.id, Kamis (26/10/2023).

Ketebalan kaca tersebut masih jauh dibandingkan dengan wahana jembatan kaca di China yang mencapai 5,1 cm.

Baca juga: 5 Fakta Jembatan Kaca Limpakuwus Banyumas Pecah Tewaskan Satu Wisatawan, Korban Hendak Diberi Kejutan Anak

2. Tidak ada uji kelayakan

Menurut Agus, selama 11 bulan sejak dibangun, jembatan kaca ini tidak pernah dilakukan uji kelayakan wahana.

”Jembatan ini tidak ada uji kelayakan dari pihak terkait,” kata Agus.

Selain itu, jembatan itu juga tidak memiliki sistem pengamanan yang memadai dan petunjuk bagi pengunjung untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

3. Kaca yang dipakai warnanya tidak sama, dipasang tidak rapi

Dosen Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Nor Intang Setyo yang terlibat pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, jembatan kaca tersusun dari kaca yang warnanya tidak sama rata.

"Jadi, kacanya itu seperti bekas karena ada beberapa lubang-lubang. Tapi, ini baru dari pengamatan dan masih harus dibuktikan,” tuturnya, masih dari sumber yang sama.

Menurut pengamatannya, jembatan itu haya memiliki satu lapis kaca dengan ketebalan 1,2 cm.

"Pemasangan kaca itu saya lihat tidak presisi dan tidak rapi. Seperti diletakkan saja dan tidak ada dudukan yang stabil. Itu pengamatan terkait kaca,” kata Intang.

Baca juga: Khofifah Terpeleset di Jembatan Kaca Bromo, Ini Imbauan dari Ahli agar Jembatan Aman

4. Konstruksi ringkih

Dari aspek konstruksi, Intang menyebutkan bahwa konstruksi jembatan itu tampak ringkih.

”Saya lihat juga penyangganya seperti pakai besi-besi bekas. Jadi, kelihatan memang konstruksinya itu sekadarnya,” ungkapnya.

Intang menyampaikan, jembatan kaca itu tidak dilengkapi dengan unsur keselamatan.

Padahal wahana jembatan kaca di tempat wisata itu merupakan bangunan publik karena digunakan oleh banyak orang.

Oleh sebab itu, seharusnya ada perizinan dari pemerintah serta uji kelayakan yang memadai.

Kendati demikian, Intang belum bisa memastikan penyebab pecahnya kaca jembatan itu.

Dia mengaku masih membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan penyebab jembatan kaca tersebut pecah.

Baca juga: Momen Gubernur Jatim Terpeleset Buat Warganet Pertanyakan Keamanan Jembatan Kaca Bromo, Ini Kata PUPR

Seluruh wahana jembatan kaca ditutup sementara

Imbas kejadian tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas menginstruksikan untuk menutup semua wahana jembatan kaca yang ada di wilayahnya.

Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan, wahana jembatan kaca akan dibuka kembali setelah dikeluarkannya sertifikat layak fungsi.

"Dengan kejadian itu, semua tempat wisata yang punya potensi seperti itu, kami tutup sampai dikeluarkannya sertifikat layak fungsi," kata dia, dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Sementara itu pemilik wisata jembatan kaca The Geong dan pengelolanya menjalani pemeriksaan kepolisian.

Sekitar 12 saksi juga diperiksa terkait pecahnya jembatan kaca di tempat wisata itu.

(Sumber: Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain, Maya Citra Rosa | Editor: Robertus Belarminus, Maya Citra Rosa).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMiiAFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL3RyZW4vcmVhZC8yMDIzLzEwLzI3LzA5MTUwMDc2NS9tZW5pbGlrLWtvbnN0cnVrc2ktamVtYmF0YW4ta2FjYS1kaS1iYW55dW1hcy15YW5nLXBlY2FoLWRhbi10ZXdhc2thbi1zYXR1P3BhZ2U9YWxs0gEA?oc=5

2023-10-27 02:15:00Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar