Keluarga Brigadir J buka suara terkait penonaktifan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Senin (18/7) kemarin.
Penonaktifan itu diketahui sebagai buntut kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J di kediaman Sambo pada Jumat (8/7) lalu.
Keluarga Brigadir J lewat kuasa hukum Johnson Pandjaitan mengaku pihaknya tidak mau berpolemik terkait pencopotan tersebut.
"Yang penting bagi kami dan keluarga soal evaluasi senjata dan ke fokus ke peristiwa hukum yaitu pembunuhan, kami tidak mau berpolemik terkait penonaktifan Kadiv Propam," ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/7).
Kendati demikian, pihaknya menyarankan agar penonaktifan tersebut tidak berhenti hanya pada sosok Irjen Ferdy Sambo saja. Menurutnya, Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi dan Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan juga perlu dinonaktifkan.
Sebab, ia menilai kedua pihak tersebut dapat mempengaruhi penyidikan kasus ini.
"Secepatnya demi fairness dan kelancaran dan keterbukaan penanganan kasus ini. Terutama olah TKP-nya yang kelihatan bermasalah besar, terkait pengganti Kadiv Propam kami tidak mau masuk dalam persoalan itu," tuturnya.
Sebelumnya, Listyo mengaku menonaktifkan Ferdy Sambo agar penyidikan kasus penembakan bisa terlaksana dengan baik dan maksimal serta menghindari spekulasi.
Listyo menekankan bahwa Polri bakal transparan dan akuntabel mengusut penembakan Brigadir J tewas. Dirinya juga telah menunjuk Wakapolri Komjen Gatot Eddy untuk mengemban tugas Kadiv Propam Polri menggantikan Sambo.
"Tentunya untuk menjaga agar apa yang telah kita lakukan selama ini terkait komitmen untuk menjaga objektivitas transparansi dan akuntabel ini kita betul-betul bisa kita jaga," tuturnya.
Brigadir J disebutkan tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7).
Baik Brigadir J maupun Bharada E merupakan ajudan Ferdy. Brigadir J bertugas sebagai sopir istri Ferdy, sementara Bharada E bertugas melindungi keluarga Kadiv Propam.
Polisi mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo.
Polisi mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
Saat ini Kapolri telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus penembakan.
(tfq/isn)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMifGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyMjA3MTkxNDI2MzUtMTItODIzMzc4L2tlbHVhcmdhLWJyaWdhZGlyLWotYnVrYS1zdWFyYS1zb2FsLWZlcmR5LXNhbWJvLWRpbm9uYWt0aWZrYW7SAQA?oc=5
2022-07-19 07:55:54Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar