Kamis, 14 April 2022

Ribuan Pasukan Ukraina Dilaporkan Menyerah, Putin Menang? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan pasukan Ukraina yang berada di sekitar wilayah Mariupol dilaporkan telah memutuskan untuk menyerah kepada pasukan Rusia. Ini terjadi setelah pertempuran sengit yang membuat pasukan Moskow berhasil mengepung kota itu.

Dalam keterangan yang disampaikan Kedutaan Rusia di Jakarta, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan ribuan pasukan yang menyerah itu ditangkap di pusat industri Azovstal. Wilayah ini merupakan wilayah pesisir Laut Azov dan merupakan pintu pelabuhan Mariupol.


"Di kota Mariupol, tepatnya di area pembakaran metalurgi Ilyich, 1.026 pasukan Ukraina menyerah dan angkat senjata di depan pasukan Rusia yang dibantu Republik Rakyat Donetsk," ujar keterangan itu dikutip Kamis, (14/4/2022),

Mariupol sendiri merupakan kota yang dekat dengan pusat konflik Rusia Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, dan juga Krimea. Saat ini Moskow mengatakan pasukannya akan difokuskan ke wilayah itu.

Sayangnya belum ada konfirmasi dari Ukraina soal ini.

Dalam usahanya merebut Mariupol, Ukraina menuduh bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia di kota itu. Hal ini disampaikan dalam bentuk pesan Telegram yang diposting oleh Resimen Azov, bagian ultra-nasionalis dari Garda Nasional Ukraina.

"Rusia menggunakan zat beracun yang tidak diketahui asalnya," terang kelompok itu.

Saat ini dugaan penggunaan senjata kimia itu sedang didalami oleh Inggris dan Amerika Serikat (AS). Washington mengatakan jika Rusia diketahui telah menggunakan senjata kimia, itu akan mewakili eskalasi besar konflik dan menghadirkan tantangan langsung bagi NATO untuk bertindak.

"Kami mengetahui laporan media sosial yang mengklaim pasukan Rusia mengerahkan amunisi kimia potensial di Mariupol, Ukraina. Kami tidak dapat mengonfirmasi saat ini dan akan terus memantau situasi dengan cermat," ujar Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby.

Sementara itu, Kremlin mengatakan hal ini tidaklah benar. Rusia menyebut ini merupakan propaganda Ukraina untuk semakin memojokkan pihaknya di dunia internasional.

Rusia memulai serangan yang disebutnya 'operasi militer' di Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO


[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMjA0MTQwODQ0MDAtNC0zMzE1NzYvcmlidWFuLXBhc3VrYW4tdWtyYWluYS1kaWxhcG9ya2FuLW1lbnllcmFoLXB1dGluLW1lbmFuZ9IBAA?oc=5

2022-04-14 01:47:15Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar