Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, mengalami lonjakan. Seperti dikutip dari laman infocovid19.jatimprov.go.id, Senin (7/6/2021), kasus konfirmasi positif per Minggu (6/6/2021) mencapai 1.779. Perinciannya kasus aktif 79, sembuh 1.520, dan meninggal 180.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan sejumlah langkah yang diambil Pemprov Jatim bersama Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya. Seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jatim, langkah pertama yang dilakukan Pemprov Jatim adalah melakukan koordinasi intens sejak Kamis (3/6/2021) dengan Pemkab Bangkalan terkait penanganan kuratif pasien Covid-19.
Pemprov juga telah melakukan percepatan rujukan pasien Covid-19 dari Bangkalan ke RS Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan lainnya di Surabaya. Sejak lima hari terahir hal itu sudah berjalan.
Khusus untuk RSUD Ratu Ebo Bangkalan, Pemprov Jatim mempersiapkan penambahan bed perawatan pasien Covid-19 guna relaksasi RS di Bangkalan, yang kini memang angka huniannya sudah cukup tinggi. Selain itu, Pemprov Jatim juga sedang melakukan tracing dan testing secara ketat pada masyarakat yang berkontak erat.
"Rakor terkait lonjakan kasus di Bangkalan sudah kami lakukan sejak Kamis pekan lalu. Dan hari ini pun, Dinkes Jatim bersama Satgas Covid-19 Jatim juga sedang melakukan rakor di Bangkalan. Dilanjutkan kunjungan rumah sakit dan titik yang terdeteksi paling banyak kasus yaitu Arosbaya," ujar Khofifah.
"Penanganan yang holistik harus dilakukan, terutama untuk tracing dan testing serta menurunkan BOR. Karena saat ini BOR di Kabupaten Bangkalan terus meningkat. Di RSUD Bangkalan bed-nya itu dari 90 tempat tidur, yang terpakai sudah 73 bed," lanjutnya.
Khofifah juga menyampaikan RS di Bangkalan membutuhkan HFNC, ventilator serta beberapa jenis obat. Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan ke Kementerian Kesehatan dan akan segera dikirim sebanyak 32 unit HFNC langsung ke Bangkalan.
"Lalu bagi pasien yang kondisinya berat bisa segera dirujuk langsung ke RS Dr Soetomo, agar penanganan maksimal, karena alat dan dokternya juga lebih lengkap dan agar RS di Bangkalan bisa ada relaksasi," kata Khofifah.
Tidak hanya itu, sejak kemarin sejumlah mobil PCR test dari Pemprov Jatim juga sudah dikirimkan ke Kabupaten Bangkalan untuk memasifkan testing di titik-titik yang memang menjadi episentrum lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan.
"Namun ada kendala memang, masih banyak masyarakat yang belum berkenan untuk di swab PCR. Maka langkah-langkah persuasif yang diharapkan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mau dites, terus kita lakukan, agar penanggulangan dan pencegahan penularan bisa dilakukan," papar Khofifah.
Screening dengan swab antigen di kaki Jembatan Suramadu
Pemprov Jatim mendukung Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya serta Korem Bhaskara Jaya yang mulai melakukan swab antigen secara acak di kaki jembatan Suramadu di sisi Kota Surabaya pada setiap masyarakat yang mengarah masuk ke Kota Pahlawan maupun yang akan menuju Madura. Tujuannya adalah mendeteksi cepat masyarakat agar tidak sampai menyebabkan penularan yang lebih luas jika terkonfirmasi positif covid-19.
Informasi dari Wali Kota Surabaya serta tim yang bertugas di lapangan per Minggu (6/6/2021), dari 2.401 swab antigen secara acak, ditemukan 70 orang reaktif. Dari jumlah itu, sebanyak 17 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan langsung dirujuk ke RS Darurat Lapangan dan RS Haji Surabaya.
"Mobilitas antara Surabaya dan Madura di Jembatan Suramadu ini kan tinggi sekali, Pemprov Jatim bersama Pemkot Surabaya sepakat agar diterapkan screening swab antigen acak. Karena Surabaya ibu kota provinsi, sehingga potensi interaksi akan lebih tinggi dangan kabupaten/kota lainnya. Maka kita mencegah adanya lonjakan yang lebih tinggi dengan swab antigen drive through ini," ujar Khofifah.
Untuk itu, saat ini Pemprov Jatim menyiapkan tempat transit bagi masyarakat yang terdeteksi reaktif Covid-19 setelah di-swab antigen di Suramadu. Untuk Surabaya, tempat transit yang disiapkan adalah di halaman BPWS. Pemprov Jatim telah mendapatkan izin dan persetujuan penggunaan kantor tersebut dari Kementerian PUPR untuk tempat transit tersebut.
Dengan begitu, mereka yang terdeteksi reaktif dalam screening dan kondisinya tanpa gejala atau gejala ringan sampai sedang, akan dilakukan perawatan dan isolasi di RS Darurat Indrapura. Sedangkan yang ada gejala sedang sampai berat akan dirujuk ke RS dr Soetomo atau rumah sakit rujukan terdekat lainnya.
"Screening ini dilakukan bersama Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Korem Bhaskara Jaya. Pemprov bersama Kodam dan Polda akan sinergi menangani hal ini. Oleh sebab itu, jika ada yang perjalanannya terganggu kami memohon maaf. Namun yang harus kita ingat bersama, ini semua kita lakukan demi kebaikan dan keselamatan bersama," pungkas Khofifah.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/sef)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMTA2MDcwMDMxMDktNC0yNTA5Mzcva2hvZmlmYWgtYnVrYS1idWthYW4tc29hbC1sb25qYWthbi1rYXN1cy1jb3JvbmEtZGktYmFuZ2thbGFu0gEA?oc=5
2021-06-06 23:12:45Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar