Jumat, 02 April 2021

Pengamat: Surat Wasiat Terduga Teroris Justru Tunjukkan Kebodohan Terorisme - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut surat wasiat yang ditulis oleh para terduga teroris memperlihatkan kebodohan dari gerakan terorisme itu sendiri.

"Surat wasiat itu memperlihatkan kebodohan dari gerakan teroris itu sendiri," kata Chaidar saat dihubungi melalui telepon, Jumat (2/4/2021).

Chaidar menjelaskan, surat wasiat tersebut tidak perlu dikawatirkan ketika tersebar luas.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Terduga Teroris di Gereja Makassar dan Mabes Polri, Sebut Soal Riba hingga Minta Maaf

Pasalnya, kata Chaidar, tidak ada orang yang memiliki simpatik atas aksi dari para terduga teroris, baik Lukman yang melakukan bom bunuh diri di Katedral Makassar maupun aksi penyerangan di Mabes Polri yang dilakukan Zakiah Aini.

"Enggak ada yang bersimpati dengan surat wasiat itu, dan itu menunjukan bahwa dia (terduga teroris) sebegitu bodohnya," kata Chaidar.

Dengan menyebar luasnya surat wasiat tersebut, menurut Chaidar akan membangun kesadaran masyarakat lebih dini untuk memerangi kebodohan terorisme.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Teroris Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror

Dia percaya warganet di Indonesia akan semakin cerdas memilih dan memilah informasi seiring dengan penggunaan internet yang semakin ramai.

"Karena pengguna media sosial itu memiliki kedewasaan yang terbentuk dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu menggunakan media sosial itu," kata Chaidar.

Sebelumnya, terduga teroris pengeboman di Katedral Makassar Lukman (26) menulis surat wasiat kepada keluarganya yang berisi tentang larangan meminjam uang ke pihak Bank dan permintaan maaf kepada sanak keluarganya sebelum melakukan pengeboman.

Baca juga: Grafolog: Surat Wasiat Zakiah Aini Perlihatkan Rasa Cemas dan Insecure yang Sangat Besar

Hal yang sama juga dilakukan oleh Zakiah Aini (26), pelaku penyerangan Mabes Polri yang menulis wasiat tentang anti demokrasi dan pemerintahan yang dipilih dari demokrasi.

Zakiah Aini juga menuliskan permintaan maafnya kepada keluarga dan larangan meminjam uang kepada pihak bank yang memungut bunga pinjaman atau Riba.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vbWVnYXBvbGl0YW4ua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjEvMDQvMDIvMTU0OTE5MTEvcGVuZ2FtYXQtc3VyYXQtd2FzaWF0LXRlcmR1Z2EtdGVyb3Jpcy1qdXN0cnUtdHVuanVra2FuLWtlYm9kb2hhbtIBfGh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vbWVnYXBvbGl0YW4vcmVhZC8yMDIxLzA0LzAyLzE1NDkxOTExL3BlbmdhbWF0LXN1cmF0LXdhc2lhdC10ZXJkdWdhLXRlcm9yaXMtanVzdHJ1LXR1bmp1a2thbi1rZWJvZG9oYW4?oc=5

2021-04-02 08:49:00Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar