Kamis, 15 April 2021

Ahli: Vaksin Nusantara Bukan Inovasi Anak Bangsa, Tapi AS - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Nusantara dalam beberapa kesempatan disebut-sebut sebagai karya anak bangsa. Namun ternyata hal sebaliknya terungkap, jika vaksin yang digagas mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu bukan berasal dari Indonesia melainkan Amerika Serikat.

Hal ini diungkapkan oleh ahli molekular, Ahmad Rusdan Handoyo. Dalam unggahan tweetnya, Ahmad menyebutkan inovasi vaksin berbasis sel dendritik itu berasal dari Amerika Serikat oleh peneliti perusahaan biotek komersil dari negara itu.

"Pertama, bukan inovasi anak bangsa. Inovasinya berasal dari Amerika oleh peneliti Amerika dari perusahaan biotek komersil di Amerika. Tim Dr Terawan tidak menceritakan keutuhan teknologi ini dan cenderung menamainya 'nusantara' yang sebenarnya tidak akurat," tulis Ahmad, dikutip Kamis (15/4/2021), CNBC Indonesia sudah mendapat izin untuk mengutip pernyataannya di Twitter.


Dia menambahkan sel dendritik yang dikultur di laboratorium butuh fasilitas mahal. Menurutnya, Badan POM menilai fasilitas yang ada di RS Kariasi belum memenuhi good manufacturing practice atau GMP.

"Menurut BPOM fasilitas di RS kariadi (Semarang) belum memenuhi standar GMP good manufacturing practise yang mutlak diperlukan dalam pembuatan vaksin yang personal, karena ancaman adanya kontaminasi kuman," jelasnya.

Pada uji klinis tahap I, Ahmad menyebutkan tidak ada kejelasan persentase relawan yang menghasilkan antibodi. Hal ini penting sebab bertugas menyergap virus.

Selain itu data yang ditampilkan tidak transparan. Dia mengaku sebagai ilmuwan independen tidak bisa mengakses data uji klinis fase I.

Sementara vaksin-vaksin Covid-19 datanya dilaporkan dan dipublikasikan secara luas. Dengan begitu data dapat dianalisa oleh ilmuwan lainnya.

"Apabila memang benar mayoritas relawan uji klinis fase 1 memunculkan neutralizing antibodi maka ini menjadi tidak lazim karena umumnya produksi vaksin dendrit memunculkan respon seluler bukan humoral (antibodi) maka tentu perlu penjelasan kok bisa berbeda dari kelaziman," tutur Ahmad.

Terakhir dia juga meminta memprioritaskan pendaan bagi Vaksin buatan dalam negeri lain yakni Vaksin Merah Putih. Hal ini dikarenakan menurutnya dana di negara ini sangat terbatas.

"Dana republik terbatas, dan kita sedang mengembangkan inovasi vaksin Merah Putih, artinya ilmuwan nasional tentu mendukung sesama ilmuwan yang berdasarkan kepada teknologi dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Maka prioritaskan pendanaan vaksin merah putih," kata Ahmad.


[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMTA0MTUxMzA3NDctMzctMjM4MTEwL2FobGktdmFrc2luLW51c2FudGFyYS1idWthbi1pbm92YXNpLWFuYWstYmFuZ3NhLXRhcGktYXPSAQA?oc=5

2021-04-15 07:15:25Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar