Minggu, 31 Januari 2021

Permadi Arya Bicara Islam Arogan, Evolusi hingga Buzzer Jokowi - detikNews

Jakarta -

Jika tak ada aral, pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda akan diperiksa polisi, Senin (1/2/2021) ini terkait dugaan bersikap rasis terhadap mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai, dan cuitannya tentang 'Islam Arogan'.

Secara resmi, pelapornya adalah pengurus KNPI. Tapi belakangan sejumlah tokoh ormas Islam menyokong polisi untuk mengusut kasus tersebut. Toh begitu, lelaki kelahiran Serang-Banten, 14 Desember 1976 itu tak kehilangan argumentasi.

Soal kata 'evolusi' yang ditujukan kepada Natalius Pigai, dia menegaskan sama sekali tidak merujuk teori evolusi Darwin. "Kita yang punya Tuhan meyakini bahwa manusia pertama di muka bumi ini Nabi Adam. Kita tak percaya Teori Darwin, maaf ya," kata Permadi kepada tim Blak-blakan, Jumat (29/1/2021).

Dia menyebut dosen filsafat Rocky Gerung telah memelintir dan menggiring makna cuitannya soal evolusi hanya dengan Teori Darwin. Padahal, kata dia, kata itu bermakna universal. Di dalam kamus, artinya perubahan secara perlahan. "Maksudnya otak si Pigai itu yang berevolusi," tegasnya.

Terkait frase Islam Arogan Permadi Arya alias Abu Janda menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah Islam berfaham Wahabi dan Salafi yang kerap menghakmi sesuatu sebagai bidah, sesat, dan haram. Di masa lalu, kata dia, para wali membawa Islam dari Arab dengan santun, menghargai budaya dan kearifan lokal. Karena itu kemudian dikenal dengan Islam Nusantara.

Tapi belakangan, ada pihak atau kelompok tertentu yang belajar dari Arab yang membawa paham Wahabi dan Salafi, lalu dengan mudah mengharamkan sesuatu."Itu konteks yang saya maksud dengan Islam Arogan," ujarnya.

Pada bagian lain, Permadi Arya mengisahkan latar belakang dirinya memutuskan untuk menjadi aktivis pekerja media sosial dengan nama popular Abu Janda. Taglinenya, "melawan teror dengan humor". Popularitas, kreativigtas, dan keberaniannya itu yang membuat Permadi Arya kemudian direkrut tim sukses Jokowi menjadi influencer atau orang awam kerap menyebutnya buzzer selama kampanye pemilihan presiden. "Saya direkrut 2018 dengan gaji bulanan, gede lo,"ujarnya.

Apakah saat ini dia masih menjadi buzzer untuk kepentingan pemerintahan Jokowi? Kenapa dia tak kunjung menjadi komisaris BUMN seperti tim sukses lainnya? Simak selengkapnya, Blak-blakan Permadi Arya di detikcom, Senin (1/2/2021).

(jat/jat)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiZWh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhL2QtNTM1NjEwNi9wZXJtYWRpLWFyeWEtYmljYXJhLWlzbGFtLWFyb2dhbi1ldm9sdXNpLWhpbmdnYS1idXp6ZXItam9rb3dp0gEA?oc=5

2021-02-01 00:15:21Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar