Badan Reserse Kriminal Polri menjelaskan alasan polisi tidak memborgol empat laskar FPI yang ditangkap saat bentrok di tol Jakarta-Cikampek. Keempatnya kemudian ditembak di dalam mobil.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian mengatakan tim tersebut merupakan penyelidik yang tidak dipersiapkan untuk melakukan penangkapan. Karena itu mereka tidak dilengkapi dengan borgol.
"Yang pertama itu memang dia tidak diborgol karena memang tim yang mengikuti ini bukan tim untuk mengangkat, tim surveillance untuk mengamati," kata Andi saat dihubungi wartawan, Senin (14/12).
"Mereka tidak dipersiapkan untuk menangkap," tambahnya.
Hanya saja, kata Andi, tim tersebut dilengkapi senjata api lantaran harus tetap siap jika menerima serangan saat bertugas.
Andi menuturkan polisi mengambil tindakan tegas dan terukur saat membawa empat anggota laskar FPI. Menurutnya, keempatnya ditembak karena mencoba merebut senjata polisi.
"Di TKP 4 itu dua tersangka pelaku yang satu mencoba mencekik anggota dari belakang, yang di samping mencoba merebut (senjata)," ucap Andi.
Anggota kepolisian memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. (CNN Indonesia/Yogi Anugrah)
|
Saat rekonstruksi kasus di tempat kejadian perkara (TKP) terakhir, yaitu KM 51+200, keempat anggota laskar FPI ditembak di dalam mobil. Saat itu mereka hendak dibawa ke markas Polda Metro Jaya menggunakan Daihatsu Xenia.
Tiga orang laskar duduk di bangku paling belakang, sedangkan satu orang lainnya di bangku tengah. Mereka tidak diborgol ketika ditangkap polisi setelah terlibat bentrok di tiga titik sebelumnya.
Empat lokasi yang menjadi tempat adegan bentrokan berlangsung dilakukan di Jalan Internasional Karawang Barat, depan Hotel Novotel. TKP kedua yakni Jembatan Badami. TKP ketiga yakni Rest Area Km 50, dan TKP keempat KM 51+200.
Bareskrim Polri melakukan rekonstruksi perkara pada Senin (14/12) dini hari. Hasil rekonstruksi itu dinilai janggal oleh Indonesia Police Watch (IPW).
Ketua Presidium IPW Neta S. Pane mengatakan bahwa terjadi pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) yang dilakukan oleh tim di lapangan. Menurutnya, sangat aneh apabila polisi tidak memborgol tersangka saat hendak dibawa ke Markas Kepolisian.
"Keempat anggota FPI yang masih hidup, setelah dua temannya tewas (versi polisi tewas dalam baku tembak) dimasukkan ke dalam mobil polisi tanpa diborgol. Ini sangat aneh, Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tangannya diborgol aparat," ucap Neta.
(mjo/pmg)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyMDEyMTQxNTIxMTItMTItNTgxOTIzL2RhbGloLXBvbGlzaS10YWstYm9yZ29sLWxhc2thci1mcGktdGltLXRpZGFrLWRpcGVyc2lhcGthbtIBAA?oc=5
2020-12-14 08:43:24Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar