JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan pernyataan Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago, yang menyebut kasus pengeroyokan yang dilakukan anggota motor gede (moge) yang dipimpinnya terhadap dua prajurit TNI sebagai masalah kecil.
(Baca juga: Letjen (purn) Djamari Chaniago Didesak Minta Maaf ke Prajurit TNI Korban Pengeroyokan)
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane mengatakan, seharusnya sebagai pimpinan kelompok moge itu, Djamhari meminta maaf kepada masyarakat karena anggota rombongannya sudah berbuat semena mena. Tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.
Untuk diketahui, Djamari merupakan salah seorang tokoh militer Indonesia yang mempunyai karier yang cukup cemerlang di Korps Baret Hijau. Purnawirawan jenderal bintang tiga ini pernah dipercaya sebagai Pangkostrad, jabatan strategis di TNI Angkatan Darat.
Lahir di Padang, 8 April 1949, Djamari mengenyam pendidikan di Akademi Militer (dulu Akabri) Magelang, Jawa Tengah. Dia merupakan abituren (lulusan) 1971 dari kecabangan infanteri.
(Baca juga: Penjelasan TNI AD soal Prajuritnya Berpakaian Preman saat Dikeroyok Pengendara Moge)
Dalam rekam jejaknya, sejumlah jabatan pernah diemban tentara yang banyak menghabiskan karier di Korps Baret Hijau (Kostrad) ini. Djamari antara lain pernah ditunjuk sebagai Komandan Yonif Linud 330/Tri Dharma, Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, dan Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula.
Saat berpangkat kolonel, dia menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 18/Trisula dan Komandan Rindam I/Bukit Barisan. Kariernya terus menanjak dengan meraih bintang satu saat dipromosikan sebagai Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Djamari termasuk sosok dengan karier cemerlang. Dia dengan cepat meraih pangkat jenderal bintang dua saat ditugasi sebagai Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad. Selanjutnya dia menempati jabatan strategis sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Sejumlah tokoh militer yang melesat ke pucuk pimpinan Angkatan Darat banyak yang pernah berkarier di kodam ini. Hal itu juga berlaku bagi Djamari.
Puncak kariernya saat dia dipromosikan sebagai Pangkostrad. Seperti diketahui, Kostrad merupakan bagian dari Komando Utama (Kotama) tempur TNI AD. Kostrad memiliki jumlah pasukan yang detailnya dirahasiakan dan selalu siap untuk beroperasi atas perintah Panglima TNI kapan pun.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiigFodHRwczovL25hc2lvbmFsLm9rZXpvbmUuY29tL3JlYWQvMjAyMC8xMS8wMS8zMzcvMjMwMjQzOC9tZW5nZW5hbC1kamFtYXJpLWNoYW5pYWdvLWVrcy1wYW5na29zdHJhZC1waW1waW5hbi1wZW5nZW5kYXJhLW1vZ2UtZGktYnVraXR0aW5nZ2nSAYkBaHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5va2V6b25lLmNvbS9hbXAvMjAyMC8xMS8wMS8zMzcvMjMwMjQzOC9tZW5nZW5hbC1kamFtYXJpLWNoYW5pYWdvLWVrcy1wYW5na29zdHJhZC1waW1waW5hbi1wZW5nZW5kYXJhLW1vZ2UtZGktYnVraXR0aW5nZ2k?oc=5
2020-11-01 13:44:51Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar