JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, angkat bicara terkait polemik Program Organisasi Penggerak (POP) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim yang belakangan justru menimbulkan konflik.
Betapa tidak, sebab kebijakan itu dianggap tidak populis karena dua yayasan milik perusahaan besar, Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation, masuk dalam POP Kemendikbud dengan kategori gajah.
Artinya, dua yayasan itu akan mendapat dana segar Rp 20 miliar per tahun.
Baca Juga: Soal POP Kemendikbud, Komisi X DPR akan Panggil Nadiem Makarim
Itu sebabnya, Muhammadiyah kemudian memilih mundur dari keikutsertaannya dalam POP Kemendikbud. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes.
Selain Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama atau NU dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pun melakukan hal yang sama.
Kendati demikian, Din Syamsuddin, mengatakan polemik POP Kemendikbud ini bukanlah kesalahan Nadiem Makarim. Menurut dia, yang patut disalahkan adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMihAFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMudHYvYXJ0aWNsZS85NzcyNi9kaW4tc3lhbXN1ZGRpbi1taW50YS1wb3Ata2VtZW5kaWtidWQtZGloZW50aWthbi1pbmktYnVrYW4tc2FsYWgtbmFkaWVtLW1ha2FyaW0tdGFwaS1zYWxhaC1qb2tvd2nSAY8BaHR0cHM6Ly93d3cua29tcGFzLnR2L2FtcC9hcnRpY2xlLzk3NzI2L3ZpZGVvcy9kaW4tc3lhbXN1ZGRpbi1taW50YS1wb3Ata2VtZW5kaWtidWQtZGloZW50aWthbi1pbmktYnVrYW4tc2FsYWgtbmFkaWVtLW1ha2FyaW0tdGFwaS1zYWxhaC1qb2tvd2k?oc=5
2020-07-29 05:37:00Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar