"Bahkan, saat itu Seismograf mencatat gempa rata-rata vulkano-tektonik dalam (VTA) 15 kali perhari, dan multiphase (MP) 75 kali per hari," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11/2019).
Sedangkan pada tanggal 17 November pukul 00.00-11.00 WIB tercatat gempa VTA 3 kali, VTB 4 kali, dan MP 16 kali. Peningkatan kegempaan ini diduga mencerminkan akumulasi tekanan gas di bawah permukaan kubah yang berasal dari dapur magma di kedalaman lebih dari 3 km.
"Sehingga hari ini terjadi letusan, menurut yang terekam di seismogram (letusan) dengan amplitudo 70 mm dan durasi 155 detik," jelasnya.
Hanik menjelaskan awan panas pada letusan hari ini meluncur dengan jarak kurang dari 1 kilometer ke arah Sungai Gendol. Sedangkan kolom asap letusan setinggi kurang lebih 1.000 meter dari puncak Gunung Merapi.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiamh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWphd2EtdGVuZ2FoL2QtNDc4Nzk5NC9icHB0a2ctdW5na2FwLWtyb25vbG9naS1sZXR1c2FuLWd1bnVuZy1tZXJhcGktaGFyaS1pbmnSAQA?oc=5
2019-11-17 09:34:55Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar